Trending Topic
Biarkan Anak Menikmati Liburan

1 Jul 2014

Tak dipungkiri, para orang tua yang mengajak anak-anak mereka liburan dengan kegiatan yang sifatnya belajar dan sosial, tentu mengharapkan anak-anak mereka akan belajar dan memiliki minat yang sama dengan orang tuanya. Memang benar, menurut Ani, anak-anak cenderung meniru dan mencontoh perbuatan orang tuanya, namun belum tentu anak-anak itu mengerti maksud di balik perbuatan itu.

“Pola pikir anak mungkin belum bisa memahami konsep rumit seperti konservasi lingkungan, karena itu orang tua tetap perlu memberi penjelasan sesuai dengan usia anak. Bagi yang masih berusia prasekolah hingga kelas dua sekolah dasar mungkin Anda hanya bisa memberi penjelasan yang sederhana,” jelas Eko Handayani, M.Psi, psikolog anak dari Universitas Indonesia.

Perlu diperhatikan juga, saat liburan, jangan fokus pada kegiatan yang Anda inginkan, tapi apa yang menyenangkan buat anak. Dari pengamatannya, Ani kerap melihat orang tua terkadang menganggap pergi ke tempat-tempat yang kita anggap menyenangkan adalah liburan, padahal belum tentu itu menyenangkan bagi si anak.

Anak yang mulai beranjak remaja, mungkin lebih senang main video game dan mendengarkan musik di rumah ketimbang pergi-pergi. Atau anak sebetulnya tidak ingin pergi jauh-jauh ke luar kota, ia hanya ingin berenang dan menghabiskan waktu dengan ibunya yang jarang ia temui di hari kerja.

Jangan langsung marah ketika anak memasang wajah cemberut atau menunjukkan ia tidak suka. Atau mengatakan bahwa anak tidak tahu terima kasih padahal sudah diajak liburan. Sebagai orang tua, Anda harus peka. Mungkin kegiatan itu kurang fun baginya.  

Inti dari liburan keluarga adalah kebersamaan Anda dengan anak. Penting adanya komunikasi dua arah antara orang tua dan anak. Setelah liburan, Ani menyarankan para orang tua untuk menanyakan bagaimana kesannya, apa yang ia rasakan. Dengan begitu, Anda dan anak bisa mendapatkan manfaat dari liburan bersama itu.

Anda tidak boleh memasang target yang muluk-muluk. Jangan Anda pikir, anak itu pasti akan peduli lingkungan atau sosial. Anda hanya bisa memberi jalan, tapi hasilnya tergantung anak itu sendiri. Jangan  samakan ia dengan Anda. Ia bisa punya pendirian dan pemikiran yang berbeda dari Anda.

“Liburan itu yang penting harus fun. Kalau sudah tidak menyenangkan, itu tandanya bukan liburan yang sukses. Kalau tidak menyenangkan, anak itu akan kapok nantinya. Kalau hasilnya jadi lebih berempati dan pintar, itu adalah bonus,” pesan Ani.


Nuri Fajriati
Foto: Corbis


 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?