Trending Topic
Berkembang Karena Resesi

10 Jul 2013


Berkembang karena Resesi
Yoga memang sudah ada sejak ribuan tahun lalu. Berasal dari India,  lalu menyebar ke berbagai negara, termasuk Indonesia. Menurut Yudhi Widdyantoro, dari Social Yoga Club, ada dua hal yang jadi benih-benih timbulnya yoga di Indonesia, yaitu kesadaran akan kesehatan holistis dan gerakan kultural.

Yudhi lalu bercerita tentang kecintaannya pada yoga sejak awal tahun ’90-an. ”Saat itu hampir tidak ada tempat yoga. Saya belajar di Pusat Kebudayaan India. Pesertanya kurang dari 10 orang. Saya satu-satunya orang Indonesia, lainnya ekspatriat,” kenangnya.

Namun,  setelah tahun 1998, saat terjadi krisis ekonomi, Yudhi mengamati bahwa peserta yoga justru makin meningkat. Saat itu, tingkat stres yang tinggi membuat banyak orang mencari ’obat’ bagi jiwa dan pikiran yang ’sakit’. Kedokteran modern tak bisa menjawab keresahan itu. Ketika kemudian yoga datang dengan menjanjikan manfaat menyeluruh bagi kesehatan tubuh, maka otomatis yoga menjadi kian populer.

Selain itu, yoga juga berkembang karena gerakan kultural. Yoga menjadi sebuah gaya hidup. ”Pada tahun ’70-an sebetulnya sudah ada gerakan kultural yang masif, yang disebut new age, bersifat menentang kemapanan. Namun, jika dulu gerakan itu identik dengan drugs, kini yang terjadi adalah gerakan yang lebih positif, yaitu dengan yoga,” ujar Yudhi. Kesetaraan memandang orang lain, kesederhanaan, serta keinginan untuk go natural dan lebih dekat dengan alam merupakan beberapa sifat yang menyertai gerakan ini.

Di lain pihak, informasi dari media yang mengisahkan para selebritas yang melakukan yoga, membuat kebanyakan orang Indonesia seolah ingin menirunya. Satu lagi yang membuat yoga berkembang menjadi gaya hidup di Jakarta adalah karena dibawa oleh mereka yang pernah menikmati yoga ketika tinggal di luar negeri. Saat kembali, mereka kemudian membuka tempat yoga.   

Semua gerakan itu pada akhirnya membuat yoga kian dikenal dan diminati. ”Meski sempat terjadi polemik tentang halal haramnya, dengan berjalannya waktu terbukti tidak ada yang perlu dikhawatirkan,” ujar Yudhi. Tak hanya di Jakarta, perlahan tapi pasti yoga tumbuh di kota besar lainnya, seperti Bandung, Yogyakarta, Semarang, Medan, dan sebagainya. ”Apalagi didukung tumbuhnya fitness center yang memasukkan program yoga,” tambah Yudhi.

Yang unik, Bali, terutama Ubud, kini jadi destinasi bagi penggemar yoga dari seluruh dunia. Begitu mudah menemukan tempat latihan, juga toko-toko yang menjual perlengkapan yoga di area ini. Istilahnya, hampir di tiap pengkolan ada. Ubud memang memiliki suasana tenang yang dibutuhkan oleh para yogi. Deretan pohon yang membuat suasana asri dan keberadaan sungai yang masih terjaga membuat energi Ubud terasa lebih nyaman untuk melakukan yoga.

”Boom yoga di Ubud, ya, sejak fenomena buku Eat, Pray, Love itu. Banyak orang lalu datang ke Ubud dan mengharapkan terjadi perubahan dalam hidupnya,” ujar Noviana Kusumawardhani, praktisi yoga dari BaliSpirit Festival.
Setelah terjadinya peristiwa bom Bali yang mengakibatkan turunnya angka wisatawan yang datang, yoga menjadi salah satu andalan yang bisa menarik wisatan kembali ke Pulau Dewata. Bahkan, sekarang kalau Anda bilang mau ke Ubud, pasti Anda dikira akan beryoga. Tak salah, sih, pelbagai resort dan hotel di Ubud memang menjadikan yoga sebagai salah satu ’jualan’ mereka. Berbagai perkumpulan pun sengaja mengadakan retreat yoga ke Ubud.(NURI FAJRIATI)



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?