Trending Topic
Belajar dari Cerita Rakyat

18 Oct 2015


Dari sekian banyak buku anak yang berjejer di toko buku, mana yang akan Anda pilih untuk bacaan si kecil? Keragaman jenis bacaan anak kerap membuat orang tua menjadi impulsif membeli buku tanpa terlalu memerhatikan kontennya. Ini tidak sepenuhnya salah. Namun, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih bacaan untuk anak. Semakin banyak genre cerita, imajinasi anak akan makin kaya.

“Orang tua bisa membelikan buku dengan berbagai cerita, baik cerita rakyat, fantasi, atau kisah petualangan. Yang penting, perhatikan bahasa yang digunakan, kemasannya, serta ilustrasinya. Anak juga belajar mengenal artistik dan seni dari ilustrasi,” saran Murti Bunanta seusai peluncuran buku dongeng Putri Kemang yang dterjemahkan ke dalam Bahasa Jerman di Paviliun Indonesia, Frankfurt Book Fair 2015.

“Pilihlah bahasa yang tidak mengandung kekerasan, kalaupun ada biasanya untuk buku anak sudah diperhalus. Perhatikan juga ceritanya, jangan ada karakter yang merendahkan derajat perempuan, dan  merendahkan suku bangsa lain,” tegas children folklorist yang juga kolektor lebih dari 30ribu buku anak.

Kisah dari buku cerita rakyat karyanya, Putri Kemang juga ditampilkan dalam visual tiga dimensi di area Island of Inquiry di Paviliun Indonesia, Frankfurt Book Fair 2015. Putri Kemang, cerita rakyat dari Bengkulu merupakan salah satu buku anak karya Murti yang diterjemahkan ke bahasa Jerman tahun ini.

“Saya memilih kisah Putri Kemang yang telah memperlihatkan kesetaraan antara perempuan dan laki-laki. Ia adalah putri raja yang dilatih seerti prajurit, bahkan ia yang meminang putra kerajaan tetangga. Setelah ayahnya, sang raja wafat, Putri Kemang yang naik tahta menjadi penguasa. Cerita rakyat semacam ini sudah ada sejak dulu di masyarakat kita, namun tak banyak yang tahu,” papar Murti.

Menurut Murti, Indonesia memiliki kekayaan cerita rakyat yang luar biasa. “Ada ribuan cerita rakyat yang belum tergali dan dituliskan kembali. Selama ini, hanya diturunkan secara turun temurun ke generasi berikutnya.”

Selama 28 tahun, Murti konsisten menekuni sastra anak hingga menjadi peraih gelar doktor pertama dari Universitas Indonesia yang meneliti sastra anak-anak dalam disertasi berjudul Problematika Penulisan Cerita Rakyat untuk Anak di Indonesia. Ia juga mendirikan Kelompok Pencinta Bacaan Anak pada tahun 1988, dan Indonesian Board on Books for Young People (1990). Berkat kiprahnya di dunia literasi anak, beragam penghargaan nasional dan internasional telah ia terima, dan sempat menjadi nominasi untuk menerima ALMA Award (Astrid Lindgren Memorial Award, Swedia).

RAHMA WULANDARI
FOTO:  © Komite Nasional, Indonesia sebagai Tamu Kehormatan pada Frankfurt Book Fair 2015






 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?