Trending Topic
Batu Kali Atau Berlian

24 Nov 2014


Industri hiburan masa kini telah jauh berbeda dari industri hiburan era Joshua dan Trio Kwek Kwek. Dengan persaingan yang ketat, melewatkan banyak kesempatan untuk tampil bisa berarti sama dengan ‘membunuh’ karier si artis. Karena itu, peran manajer menjadi sangat besar, tak sekadar mengurusi jadwal, tapi juga urusan kontrak yang nilainya bisa jadi sangat tinggi hingga pembentukan branding.   
   
Meningkatkan kualitas juga harus dilakukan, tak peduli sudah setenar apa pun si artis. “Saya juga selalu mengingatkan pihak manajemen untuk menambah latihan vokal dan koreografi ketika performa CJR terlihat menurun. Untuk survive di persaingan dunia entertainment yang  makin ketat ini, kualitaslah yang harus terus kami tingkatkan,” ujar Rike.
   
Hal ini menjadi keniscayaan di tengah industri media massa yang juga tengah berkembang pesat. Seperti seiring sejalan, artis-artis belia ini pun tak luput dari pemberitaan infotainment. Media bisa menjadi pisau bermata dua: memopulerkan nama sang anak dan sekaligus membuatnya kehilangan privasi.
   
Tuntutan untuk selalu tampil sempurna juga datang dari penggemar.  Apalagi, di era media sosial ini penggemar  makin tak berjarak dari idolanya. Lihat saja akun Twitter CJR, @CJRisCJR yang di-follow 1.191.349 follower. Akun Twitter pribadi Iqbaal, @iqbaale, di-follow  lebih dari 2 juta follower.
Di sisi lain, ada juga haters yang secara terang-terangan menyatakan membenci boyband ini dan membuat akun Twitter anti-CJR Indonesia @ACJRIndonesia. Meski jumlah follower-nya tak seberapa dibandingkan follower @CJRisCJR, hanya sekitar 2 ribuan, kicauan-kicauannya didominasi makian terhadap CJR maupun Comate (sebutan terhadap fans CJR).

Karena itu, Menurut Syahmedi Dean, artist producer yang sukses menggarap boyband SM*SH di tahun 2010 berpendapat, peningkatan kualitas artis cilik dan remaja ini tak hanya perlu pada bagian talenta, tapi juga public speaking maupun grooming. Sehingga, mereka memiliki kemampuan yang cukup untuk menghadapi media, dan percaya diri dalam menghadapi penggemar maupun haters. “Showbiz itu adalah whole package, mulai dari talenta, brand management, hingga attitude,” katanya.
   
Psikolog dari Universitas Indonesia, Dr. Rose Mini, M.Psi, yang biasa dipanggil Bunda Rose melihat bahwa tuntutan dari berbagai sisi ini bisa membuat para artis cilik dan remaja seperti CJR berada di posisi sulit. Di satu sisi, para fans menjadikan mereka panutan karena menganggap mereka hebat. Di sisi lain, para haters melihat bahwa CJR tidak cukup layak untuk dijadikan idola.

Jika CJR tampil kurang sempurna, mungkin para penggemarnya akan kecewa, sementara haters-nya akan  makin menjadi-jadi, seakan-akan mendapat pembuktian bahwa penilaian mereka benar. “Baik keduanya menuntut CJR untuk tampil sempurna. Ibaratnya, tak ada ruang untuk membuat kesalahan atau untuk tampil apa adanya. Tanpa disadari, sang artis cilik sudah menjadi budak popularitasnya sendiri,” papar Bunda Rose.
   
Padahal, kehidupan kan memang tidak selalu sempurna. Kegagalan adalah suatu hal yang manusiawi dan justru bisa menempa kita menjadi lebih baik lagi. “Bagaimana ia bisa belajar memahami bahwa kegagalan adalah hal yang wajar dan merupakan bagian dari pengalaman hidup yang berharga, jika di sekitarnya ada jutaan orang yang mengawasi dan secara terbuka menunjukkan kekecewaannya jika ia gagal?” lanjutnya.
   
Satu hal yang tak kalah penting, meski seorang anak sudah menekuni satu bakat secara serius dan sukses sebagai artis cilik, sebaiknya orang tua tetap menggali potensi-potensi lain anak tersebut. “Menurut Gardner Mulitple Intelegences, semua orang memiliki bermacam-macam kecerdasan, meski memang ada jenis kecerdasan yang dominan. Orang tua seharusnya menstimulasi kecerdasan anak dengan kegiatan yang beragam,” ujar Bunda Rose.
   
Anak yang kegiatannya itu-itu saja, stimulasi kecerdasannya jadi tidak seimbang. Sangat disayangkan karena jika tidak distimulasi, kecerdasan-kecerdasannya di bidang lain  makin lama akan berkurang dan menjadi hilang. Memberi anak kesempatan untuk bereksplorasi tak hanya bisa menstimulasi kecerdasannya, tapi juga membantunya menemukan identitas diri. Pada satu titik, ia akan memilih mana yang lebih ia sukai dan berkomitmen untuk menekuninya.

Fondasi bakat yang terasah dan skill yang mumpuni juga dapat memberinya pijakan karier yang kuat, sehingga lebih bisa bertahan di dunia entertainment.  Karena, anak-anak dengan bakat terbatas di dunia entertainment itu ibarat batu kali yang dipoles sedikit, lalu disinari lampu sorot puluhan ribu watt, sehingga terlihat terang sekali. Ketika lampu sorot itu mati, ia kembali menjadi batu kali. “Lampu sorot itu adalah exposure media massa. Jadi, asahlah terus kompetensi anak agar anak menjadi berlian yang akan terus bersinar, meski tanpa sorotan media massa,” ujar Bunda Rose.

EKA JANUWATI




 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?