“Tiap penumpang hanya boleh menyimpan satu travel bag dan satu handbag kecil di dalam luggage bin. Hanya, di Indonesia hal ini sulit untuk diterapkan,” ujar Vivi. Masih menurut Vivi, ada pula barang-barang tertentu yang tidak boleh dibawa ke dalam kabin, seperti stik golf, bahan yang mudah meledak, kereta dorong bayi, dan barang-barang yang di dalamnya ada gas, seperti bola, maka harus dikempiskan terlebih dulu. Bahan-bahan yang memiliki bau menyengat, contohnya durian, juga dilarang masuk ke dalam pesawat, baik di kabin maupun di kargo.
“Maskapai penerbangan juga memiliki aturan tertentu tentang berat dan ukuran tas yang bisa disimpan dalam luggage bin. Kita bisa melihatnya di website maskapai tersebut dan maskapai yang bagus akan menimbang lebih dulu tas yang akan kita bawa ke dalam kabin. Umumnya berat maksimal tas adalah 7 kilogram,” jelas K. Halim, CEO Amos Tour & Travel.
Etika dalam membawa barang-barang ke pesawat ini juga termasuk cara dan kapan kita mengambilnya. Tentu kita sering mendengar peringatan untuk tidak membuka luggage bin sampai pesawat sepenuhnya berhenti. Namun, pelanggaran terhadap hal ini sangat lazim terjadi. Padahal, larangan tersebut dibuat demi keselamatan para penumpang.
“Penumpang tidak boleh mengambil barang di luggage bin saat pesawat lepas landas, mendarat, atau cuaca buruk karena pada saat-saat inilah paling rawan terjadi kecelakaan. Penumpang harus duduk dan menggunakan sabuk pengaman. Penumpang juga diminta untuk tidak membuka luggage bin selama pesawat berjalan di landasan saat akan lepas landas atau setelah mendarat karena pesawat masih bisa berhenti mendadak sehingga membuat penumpang terjungkal ke depan,” jelas Vivi. Nah, kalau demi keselamatan pribadi, masa Anda masih tidak mau kompromi? (f)