Trending Topic
Amankan Jejak Si Kecil

28 May 2013


1. “Tidak ada yang salah dengan memajang foto anak di media sosial,” tegas Praktisi media sosial, Nukman Luthfie. Hanya, Anda memang harus lebih selektif untuk menampilkan mana foto yang layak ditampilkan, dan mana yang tidak. Hal lain yang tak kalah penting adalah melindungi keamanan data dan informasi pribadi dengan memahami kebijakan pengaturan privasi yang diterapkan oleh masing-masing media sosial itu.

2. Melihat foto tingkah polah dan ekspresi lucu anak ketika sedang mandi, atau seru bermain air di kolam renang, memang bisa menyunggingkan senyum. Tetapi, apa yang lucu bagi Anda, bagi segelintir lainnya bisa memberikan arti yang berbeda. “Internet sama liarnya dengan rimba belantara. Anda boleh saja meninggalkan jejak, tapi jangan jejak yang ‘berdarah’. Di hutan, hewan buas pemangsa, seperti serigala, bisa mengendus keberadaan korban. Di internet, predator online seperti pedofil bisa mengancam keselamatan buah hati Anda!” ujar Pemimpin Redaksi  Parenting, Prameshwari Sugiri, mengingatkan.

3. “Hindari memajang foto-foto anak yang memperlihatkan pose-pose seksi, anak dengan pakaian minim, foto anak sedang mandi, atau foto anak telanjang,” saran Nukman. Menurutnya, kelucuan anak bisa ditampilkan dengan cara lain. Misalnya, dengan merekam ekspresi wajah anak saat kaget, marah, atau tertawa senang.

4. Waspadai kebiasaan melakukan check-in online, terutama yang berhubungan dengan keberadaan anak. Sebab, orang yang berniat jahat bisa memanfaatkan ini untuk mengetahui pola kebiasaan, baik itu aktivitas harian maupun tempat-tempat yang biasa Anda kunjungi bersama anak.

5. Hindari pula mengobral informasi detail tentang diri Anda di profil online, seperti mencantumkan alamat rumah atau telepon.

6. Berhati-hatilah saat ingin mengunduh berbagai aplikasi berbagi atau game online (yang digunakan anak) yang banyak ditawarkan oleh media sosial. Luangkan waktu untuk benar-benar menyimak bagian syarat dan ketentuan (term & condition) sebelum memberikan tanda centang dan mengklik tombol setuju (agree). Dengan menekan tombol ‘agree’, artinya Anda telah memberikan izin, baik kepada pihak yang mengeluarkan aplikasi atau sesama pengguna aplikasi untuk mengakses semua data diri Anda, termasuk semua foto si kecil yang tersimpan di album maya Anda. 

7. Cek keamanan privasi data-data Anda dengan mengunjungi halaman pengaturan, terutama pada bagian aplikasi. Apabila perlu, hapus aplikasi-aplikasi berbagi atau game online lama yang memang sudah tidak pernah Anda pakai lagi. Lalu, batasi pertemanan hanya pada orang-orang yang memang Anda kenal secara personal.

8. Facebook dan Twitter menerapkan usia minimal 13 tahun. Hal ini dilandasi faktor keamanan dan psikologi anak. Anda bisa menyalurkan jejak digital anak melalui blog.  Dari segi keamanan, lebih baik. Blog tidak berhubungan dengan orang-orang yang tak dikenal.

9. Jika ingin membuatkan akun media sosial untuk anak, akan lebih aman jika anak tidak berteman dengan orang yang tak dikenal, cukup follow ayah dan ibunya saja. Dan, sebaiknya, akun anak tidak di publish di timeline orangtuanya. (Naomi Jayalaksana)





 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?