Trending Topic
Ajar Anak Berani Berkata "Tidak!"

29 Jul 2014

“Tak ada cara terbaik untuk melindungi dan mencegah kejadian buruk menimpa anak, selain memberdayakan anak itu sendiri,“ ujar Vera Itabiliana Hadiwidjojo M.Psi, psikolog anak dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia. Orang tua tidak mungkin menjaga anaknya  tiap detik selama 24 jam. Orang tua perlu menghindari kebiasaan-kebiasaan yang secara tak sengaja dilakukan, yang justru memberi peluang terjadinya kejahatan. Berikut ini beberapa hal yang perlu Anda perhatikan.

Kenalkan Bagian Tubuh Pribadi
Saat anak sudah bisa diajak komunikasi (sekitar usia 2 tahunan), orang tua harus mulai mengajarkan anak tentang bagian tubuh pribadinya yang tidak boleh disentuh dan dilihat oleh orang lain, yaitu mulai dari tubuh bagian bawah leher/segaris bahu sampai lutut. “Orang tua harus jelas mengatakan bahwa bagian tersebut hanya boleh dilihat dan disentuh oleh 3 orang, yaitu anak itu sendiri, orang tua terutama ibu, dan dokter yang ditemani oleh orang tua,” jelas Vera.

Ajarkan Anak Mandiri
Mengajarkan anak kemandirian bukan berarti benar-benar melepas dia untuk melakukan segala hal di luar pengawasan orang tua. Terutama kemandirian untuk hal-hal yang menjadi rutinitas, seperti mengganti baju sendiri hingga buang air ke kamar mandi. Untuk mengantisipasi kondisi saat anak masih membutuhkan bantuan orang dewasa saat buang air dan ke kamar mandi sendiri, Vera menyarankan agar orang tua menekankan kepada anak, siapa saja orang yang boleh membantunya. Seorang ibu bisa mengatakan kepada anaknya, “Boleh, tapi hanya yang diizinkan Mama.”

Tanamkan Rasa Malu
Satu hal yang penting ditanamkan orang tua kepada anak sejak dini adalah rasa malu. Anak harus memiliki rasa malu dan menghormati tubuh mereka sendiri. Bagaimana mengajarkannya? Vera menyarankan memulainya dari hal sederhana, seperti saat mandi. Biasakan anak untuk mandi di kamar mandi atau di tempat tertutup yang tidak terlihat orang lain.

Penurut Tak Selalu Baik
Anak boleh diajarkan logika untuk berargumentasi dan menolak jika memang perintah itu tidak masuk akal. Tapi, perlu ditekankan pula hal-hal apa saja yang bisa ia tolak dari orang dewasa. Jika menyangkut bagian tubuh pribadi misalnya, anak berhak menolak.
Anda bisa mengajarkan anak untuk berkata, “Kata Mama itu tidak boleh,”  atau  “Aku tanya mamaku dulu, ya,” jika ada orang yang ingin menyentuh atau memegang bagian tubuh pribadinya.

Awas Iming-Iming
Anak-anak cenderung mudah dimanipulasi. Itu sebabnya, ketika Anda mengiming-imingi sesuatu, mereka cenderung mudah menuruti perintah Anda. Sebagai orang tua, ini memang cara termudah untuk membujuk anak yang sedang rewel. Tapi, jangan jadikan ini sebuah kebiasaan  karena bisa berbahaya. Jika dilakukan oleh orang yang memiliki niat jahat, anak Anda bisa dalam bahaya. Ajari mereka untuk tidak menerima apa pun dari orang lain, bahkan kerabat, begitu saja, tanpa disetujui oleh orang tua terutama mamanya.

Jangan Peluk dan Cium Sembarangan

Jangan terburu bangga jika anak Anda mudah digendong, disapa, atau dekat dengan siapa saja. Menurut Vera, seorang anak perlu memiliki naluri waspada untuk melindungi dirinya. “Jika anak menolak bersalaman atau menyapa, artinya mereka tidak merasa nyaman. Tidak perlu dipaksakan,” ujar Vera. Anda juga perlu menekankan kepada anak, siapa yang boleh memeluk dan menciumnya. Tidak semua orang boleh mencium dan memeluknya sembarangan.

Tindakan Antisipasi
Anak-anak memiliki naluri untuk menyadari bahwa mereka sedang dalam bahaya, namun tidak semua anak tahu apa yang harus mereka lakukan saat menghadapinya. Beberapa orang tua membekali anak dengan kemampuan bela diri. Ini hal yang baik. Tapi yang terpenting, anak tahu kapan ia perlu melindungi dirinya. Cara-cara sederhana seperti berteriak, berlari, memukul bagian yang paling vital, dan sebagainya bisa Anda ajarkan kepada anak. Katakan, hal tersebut boleh ia lakukan jika ia merasa terancam atau takut pada suatu hal.  

Biasakan Komunikasi Terbuka
Orang tua perlu membangun komunikasi yang baik dengan anak. Meski tak berada seharian di sekitar anak, luangkan waktu untuk selalu bertanya kegiatan yang dilakukan anak satu hari itu. Bentuk komunikasinya tidak harus tanya jawab. Biasakan saja 10 - 15 menit mengobrol santai tentang apa saja. Mungkin Anda  yang mulai cerita lebih dulu atau curhat-curhat kecil. Suasana yang membuat anak-anak nyaman dan santai, dengan sendirinya akan membuat anak lebih mudah cerita apa saja.


Nuri Fajriati



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?