Trending Topic
Ada Tindak Lanjutnya

6 Apr 2014


Sejauh ini, cukup banyak selebritas yang berpartisipasi, baik menggagas ataupun sekadar menyebarkan petisi. Sebut saja, Glenn Fredly yang mendukung kelestarian hutan di Kepulauan Aru, Melanie Subono yang menolak dipilihnya calon hakim agung M. Daming karena menganggap pemerkosaan sebagai bahan candaan, atau Kaka ‘Slank’ yang bersuara tentang konflik tambang di Pulau Bangka. Coki ‘Netral’, Nadine Chandrawinata, dan Riyani Djangkaru juga giat menyebarkan petisi mengenai kesejahteraan lumba-lumba di Indonesia.
   
Melihat nama dan pengaruh besar mereka, tak mengherankan bila petisi-petisi tersebut meraih begitu banyak pendukung. Tapi, sesungguhnya status selebritas atau popularitas tidak selalu menjamin keberhasilan suatu petisi, mengingat jumlah petisi yang dibikin oleh orang ‘biasa’ pun banyak dan tidak kalah populer. Misalnya, petisi yang dibuat Aulia Ferizal, seorang mahasiswa, tentang pengusutan gajah yang ditemukan mati tanpa gading di Aceh, berhasil mengumpulkan 112.478 pendukung.

Penggunaan selebritas agaknya memang cukup efektif untuk menjaring tanda tangan. Tapi, apakah petisi tersebut akan berhasil membuat perubahan, menurut Arief tergantung dari tindak lanjutnya. Selain tentunya petisi tersebut diserahkan ke target, penggagas petisi juga bisa membuat kampanye atau acara untuk menyosialisasikan tujuannya lebih jauh.

Arief menuturkan bahwa pada umumnya lebih banyak tanda tangan mencerminkan kesadaran masyarakat yang lebih luas, sehingga lebih mudah mendapatkan perhatian media dan pengambil keputusan. Tapi, ada juga petisi yang sudah mendapat lebih dari seratus ribu tanda tangan, belum berhasil membuat perubahan. Sementara, ada yang mendapat hanya beberapa ratus, tapi sudah berhasil menciptakan perubahan yang bermakna.
   
Ia juga menekankan, sesungguhnya petisi yang berhasil memenuhi ‘target’ tanda tangan ini baru melewati tahap pertama dari proses menuju perubahan yang diinginkan. “Banyak orang berpikir bahwa perubahan akan langsung terjadi saat petisi dimulai. Ini pandangan yang keliru. Faktanya, petisi yang sudah memiliki pendukung harus dimobilisasi secara online dan offline supaya perubahan yang diinginkan tercapai,” tegasnya.



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?