Trending Topic
Apa Itu Seni Membaca Wajah?

1 Aug 2011

Anda pernah bertemu orang baru dan langsung merasa ‘klik’? “Seperti sudah kenal lama,” begitu komentar Anda. Kejadian itu mungkin sekadar feeling. Anda merasa dia baik, dan layak dijadikan teman. Anda merasakan kecocokan, yang terkadang tidak dapat Anda jelaskan dengan kata-kata.

Sebenarnya, kecocokan dengan orang baru itu bisa dilihat dari fisiknya, yaitu wajah. Ada ‘ilmu’ yang mempelajari karakter seseorang, masa lalu, bahkan masa depan dari apa yang tergambar di wajah. Inilah penjelasan Erwin Yap, tokoh yang memopulerkan seni membaca wajah. Boleh percaya, boleh tidak.

Apa itu face reading?
Ilmu metafisika Cina memiliki berbagai cabang, salah satunya fisiognomi (ilmu mengamati bentuk). Cabang dari fisiognomi adalah mian xiang (membaca bentuk). Mian xiang bukan hanya membaca struktur wajah. Ada juga membaca bentuk kepala, bentuk tubuh, dan porsi tangan. Ilmu ini mempelajari bentuk manusia dan kaitannya dengan karakter, kekuatan, kesehatan, dan sebagainya.

Awalnya, seni membaca wajah atau face reading hanya dipergunakan untuk mengetahui kondisi dan riwayat kesehatan. Selanjutnya, juga ditemukan tanda-tanda lain pada wajah. Kemudian dibuatlah survei terhadap orang-orang yang memiliki persamaan bentuk hidung, dahi, pipi, dan seterusnya. Hasilnya dicatat, dibuat hipotesis, lalu diuji lagi melalui observasi.

Dari hasil uji observasi itu disusun formula yang menjadi prinsip dasar seni membaca wajah. Seni ini sudah dimulai sejak zaman pemerintahan Kaisar Kuning (Huang Di), yang berkuasa tahun 2700 SM.

Bisa Dipelajari!
Sejak kecil Erwin terbiasa mendengarkan komentar sang ibu setiap kali melihat wajah seorang tokoh di layar kaca. “Apakah ibu saya berbakat? Tidak. Ibu saya belajar dari buku. Awalnya saya sendiri tidak percaya, tapi lama-kelamaan saya sadari komentar Ibu banyak benarnya,” kata Erwin. Ia pun kemudian berguru pada tokoh-tokoh ilmu membaca wajah di Malaysia, Singapura, Belanda, dan Belgia. “Di Cina justru banyak sumber asli yang punah akibat pergolakan politik,” sambungnya.

Guna ilmu ini adalah untuk mengenali sifat positif dan negatif diri sendiri, mengenali potensi diri, mengenali dan memahami orang lain agar mengetahui cara terbaik berelasi dengannya, serta menemukan orang-orang yang sesuai dengan kita untuk diajak bekerja sama, berteman, dan bersahabat. Dengan pemahaman ini, seni membaca wajah banyak digunakan oleh divisi SDM (sumber daya manusia) untuk mengetahui potensi karyawannya.

Wajah adalah Dinamika Hidup
Percaya atau tidak, wajah Anda berubah setiap hari. Kalau kurang tidur, mata menjadi sembap. Kulit wajah bisa berjerawat karena perubahan hormon. Wajah Anda dinamis, sedinamis kehidupan Anda. Misalnya, orang yang bermata besar cenderung ekstrover. Orang seperti ini cocok dengan pekerjaan yang melibatkan dia dengan banyak orang. Tapi, ketika si mata besar ini mendapatkan pekerjaan di belakang meja yang tidak banyak membuatnya berinteraksi dengan orang lain, bola matanya akan mengecil.
Wajah juga gambaran hati. Bandingkan wajah seorang pelaku kriminal dengan pemimpin agama, misalnya. Anda tentu merasa lebih nyaman memandangi wajah pemimpin agama. Konon, wajah orang yang menumpangi hidupnya dengan kebaikan, akan memancarkan sinar.

Namun, tak hanya menjaga sinar di wajah dengan perbuatan yang positif, wajah pun perlu dirawat bahkan dipercantik. Untuk siapa Anda berdandan? Yang terbaik adalah untuk diri sendiri, bukan untuk orang lain. Kalau paras cantik yang Anda lihat di cermin adalah diri Anda sendiri, maka perasaan Anda pun akan bahagia, dan Anda tergerak untuk berbuat sesuatu yang positif. Kalau hal positif ini makin sering Anda lakukan, lama-kelamaan pemulas mata dan pipi Anda akan berkurang, sinar cantik muncul dengan sendirinya. (f)



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?