Sex & Relationship
Tetap Bisa Bercinta

13 Aug 2013



Siapa bilang pasien penyakit degeneratif, seperti diabetes, stroke, jantung koroner, kolesterol, dan hipertensi tak boleh bercinta? Studi yang dilakukan Queens University, Irlandia, membuktikan bahwa berhubungan seks secara teratur dapat memperpanjang usia, terutama bagi mereka yang sedang sakit. Seks dianggap mampu menghidupkan energi positif seseorang karena dapat menurunkan tingkat stres dan membawa perasaan bahagia. Pasien penyakit degeneratif pun tak perlu khawatir, karena kepuasan bercinta tetap bisa diwujudkan.

Tetap Bisa Bercinta
Wanita dan pria memiliki fungsi seksual yang ditentukan oleh faktor fisik dan psikis. Faktor fisik berhubungan dengan hormon, pembuluh darah, dan saraf, sedangkan faktor psikis berkaitan dengan rasa bosan, jenuh kepada pasangan, energi negatif, hingga stres. Namun kenyataannya, faktor fisik merupakan penyebab nomor satu terganggunya fungsi seksual seseorang.

Menurut ahli andrologi dan kesehatan reproduksi dari RS Baptis, Kediri, Dr. dr. Hudi Winarso, MKes., Sp.And., penyakit degeneratif yang disebabkan oleh gangguan pembuluh darah, hormon, dan saraf dalam tubuh manusia, akan mengganggu kehidupan seksual pasien dan pasangannya. “Vitalitas seseorang ditentukan oleh kondisi pembuluh darah. Jika pembuluh darah terganggu, maka fungsi seksual pun ikut terganggu,” jelasnya.

Berbicara mengenai fungsi seksual, masyarakat awam hanya memahaminya dalam bentuk organ seksual, yakni penis pada pria dan vagina pada wanita. Padahal, menurut dr. Hudi, organ seksual yang menjadi pusat terjadinya segala aktivitas seksual justru terletak di bagian otak.

Dalam hal ini, otak termasuk organ seksual juga. “Ketika seseorang berfantasi erotis, hal itu bisa jadi mengakibatkan ereksi. Sebaliknya, jika otak seseorang sering kali digunakan untuk mikir yang berat-berat, terjadilah disfungsi ereksi,” jelasnya. Sehingga, otak dianggap sebagai organ seksual penting yang memiliki tingkatan tertinggi.

Untuk itu, menurut dr. Hudi, penderita penyakit degeneratif, seperti diabetes, jantung koroner, stroke, dan kolesterol, harus segera berkonsultasi kepada dokter ahli untuk menemukan penanganan yang tepat agar kehidupan seksual tetap terjaga. “Melalui konseling dengan dokter ahli, pasien dapat  menentukan jenis disfungsi seksual yang diderita dan menemukan apa penyebabnya, sehingga  kehidupan seksual pasien dan pasangan tetap terjaga,” papar  dr. Hudi.

Dalam bercinta, menurut dr. Hudi, pasien diabetes, jantung koroner, stroke, hipertensi, dan kolesterol memiliki rambu dan aturan yang berbeda-beda. “Semua penyakit  punya risiko masing-masing. Pasien dan pasangan harus mengerti benar hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan, seperti gerakan, lokasi berhubungan intim, obat penambah gairah, hingga posisi bercinta. Sebab, bila tidak, risikonya fatal dan membahayakan kesehatan,” jelas dr. Hudi.(RIZKA AZIZAH)


 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?