Salah satu inovasi untuk metode kontrasepsi jangka panjang adalah implan kontrasepsi. Cara kerjanya kurang lebih sama dengan pil kontrasepsi yang menggunakan hormon untuk mencegah terjadinya pembuahan. Supaya tidak perlu dikonsumsi tiap hari, hormon ini diselipkan ke jaringan kulit. Penelitian tentang implan sudah mulai dilakukan sejak tahun 1967. Pada tahun 1983, implan kontrasepsi pertama kali dipasarkan. Berbentuk seperti batang korek api, implan generasi awal yang mengandung progestin terdiri dari enam batang.
Implan kerap dianggap sebagai metode yang punya efektivitas tinggi, yang bisa digunakan untuk menghindari kehamilan selama 3-7 tahun. Belakangan, implan terbaru bernama Implanon yang dirilis oleh perusahaan Merck Sharp and Dohme, muncul dalam bentuk satu batang. Selain efektif, implan juga tidak menimbulkan efek samping yang sering kali ditakutkan para wanita.
Dalam uji klinis, kandungan progestin dalam implan tidak menekan estrogen sepenuhnya sehingga kepadatan mineral tulang tetap terjaga dalam jumlah aman dan dapat menghindarkan dari risiko osteoporosis. Implan terbukti tidak menyebabkan kanker, dan implan juga aman untuk ibu menyusui maupun penderita diabetes/ hipertensi.
Dalam perkembangannya, kandungan hormon dalam implan sudah jauh menurun dan hormon yang digunakan makin mendekati hormon alami tubuh. Penggunaan implan justru berhasil menurunkan risiko kehamilan ektopik dan menurunkan sakit atau nyeri menstruasi. Namun demikian, kelemahannya, implan tidak dapat melindungi wanita dari penyakit menular. (f)