Money
Gaya Bermain Saham

15 Jul 2013


Tertarik berinvestasi dalam bentuk saham, namun mental belum kuat untuk menghadapi risiko merugi? Mindset seperti apa yang harus dimiliki untuk bisa survive 'bermain' saham?

Menurut perencana keuangan independen, Ligwina Hananto, sebetulnya jual beli saham tidak berbeda jauh dengan jual beli beras atau kerudung. Kita membeli di harga lebih rendah untuk dijual di harga lebih tinggi. Yang membedakan adalah barang yang diperjualbelikan, berupa surat kepemilikan perusahaan terbuka. Yang juga membedakan adalah pasar saham yang terintegrasi sehingga transaksi terjadi sangat cepat  tiap detiknya. Nah, inilah yang menyebabkan banyak orang takut masuk ke pasar saham.

Sekarang, cari tahu dulu alasan mengapa Anda ingin masuk ke pasar saham. Jika hanya ingin untung, lalu tidak mau rugi, lupakan saja. Dalam transaksi apa pun, baik saham maupun beras atau kerudung, selalu ada risiko transaksi tidak menghasilkan untung, ‘kan?
Satu lagi, cari tahu style yang cocok. Ada gaya jual beli yang serba ‘seruduk’: beli hari ini, jual hari yang sama. Ada juga gaya mengatur margin keuntungan. Siap jual, jika ada kenaikan 10%. Siap jual dan langsung rugi (cut loss), jika turun lebih dari 10%. Ada juga gaya buy & hold dengan membeli hanya saham-saham berkapitalisasi besar.

Belajar tentang saham tidak bisa hanya dengan tanya jawab pendek ini, ‘kan. Ayo, mulai riset lagi. Kalau perlu Anda bisa datang ke Bursa Efek Indonesia dan mengikuti pelatihan gratis di sana agar lebih mantap.(f)





 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?