Health & Diet
Tipe Diabetes

19 Dec 2014


Satu dari 20 kematian disebabkan oleh diabetes melitus, menurut data International Diabetes Federation (IDF). Indonesia  berada di urutan lima besar dunia sebagai negara dengan tingkat kematian tertinggi akibat komplikasi diabetes. “Sayangnya, 70 persen penderita diabetes melitus (DM) di Indonesia belum terdiagnosis,” jelas Prof. Sidartawan Soegondo MD, PhD, FACE, Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam bidang Endrokologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Usia penderitanya pun bergeser menjadi  makin belia! Apa penyebabnya, dan seperti apa fakta terbaru seputar diabetes, berikut ini info grafiknya.

Tipe Diabetes

Diabetes Tipe 1
Diabetes tipe ini banyak diderita oleh anak-anak dan remaja. Penyebabnya adalah akibat rusaknya pankreas yang bisa disebabkan oleh radang (diantaranya oleh beberapa macam virus) atau terjadi reaksi auto-imun yang merusak sel beta kelenjar pankreas. Kerusakan ini membuat pankreas tidak bisa memproduksi insulin. Diabetes ini tidak dapat disembuhkan, namun bisa dikendalikan dengan melakukan penyuntikan insulin. Menurut data yang dilansir Unit Kerja Koordinasi (UKK) Endokrinologi Anak Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), sejak Mei 2009 hingga Februari 2011 jumlah penderita diabetes usia muda  makin meningkat. Tercatat ada 590 anak dan remaja berusia di bawah 20 tahun menderita diabetes tipe 1.

Diabetes Tipe 2
Selain karena faktor keturunan, diabetes jenis ini juga dapat diakibatkan oleh gaya hidup yang kurang sehat, berkurangnya aktivitas fisik, stres psikososial, dan kegemukan. Pada diabetes jenis ini, pankreas masih bisa menghasilkan insulin, tapi tubuh tidak bisa menggunakannya dengan baik (resistensi insulin).

Diabetes tipe lain

Berhubungan dengan kelainan defek genetik fungsi sel beta pankreas, defek genetik kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas, kelainan hormonal, karena obat, zat kimia, infeksi, dan lain-lain.

Gestational Diabetes

Diabetes jenis ini terjadi bila kenaikan kadar glukosa darah diketahui pertama kali pada saat kehamilan dan setelah melahirkan kadar glukosa darah kembali menjadi normal kembali. Kelainan ini disebabkan ketidakseimbangan hormonal. Penderitanya sulit terdeteksi karena minimnya pemahaman penderita dan juga tenaga kesehatan. Sebagian besar baru terdeteksi saat bayi lahir dengan berat badan di atas 4 kilogram,” kata Sidartawan.(DESIYUSMAN MENDROFA)




 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?