Health & Diet
Lupa Karena Gangguan Kejiwaan

27 Aug 2012


Selain faktor banyaknya ‘pemecah atensi’, mudah lupa juga bisa karena gangguan kejiwaan, penggunaan zat, terlalu banyak minum alkohol, atau konsumsi obat penenang tertentu. “Drug dan sabu berakibat menurunkan konsentrasi. Lama kelamaan otak bisa rusak, sistem serotonin dan dopamin mengalami perubahan. Ujung-ujungnya bolot,” kata dr. Andry, SpKJ, Kepala Klinik Psikosomatik RS Omni Alam Sutera.

Penyakit seperti stres, depresi, cemas, Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder (ADHD) pada dewasa, bipolar, dan gangguan kepribadian juga dikatakan punya efek terhadap fungsi kognitif. Kesulitan konsentrasi adalah salah satu gejalanya. Bukan hanya menjadikan orang mudah lupa, tapi juga menurunkan daya pikir dan kemampuan melakukan penilaian terhadap suatu hal, atau sering salah dalam melakukan sesuatu.

Kapankah gejala lupa bisa dikatakan karena gangguan kejiwaan? “Pada penderita depresi, misalnya, dibarengi juga dengan gejala lain. Mood-nya menurun, kecemasan yang berlebihan, tidak ada gairah, dan tak punya harapan masa depan.  Pada wanita, prevalensi atau angka kejadian depresi lebih tinggi daripada laki-laki. Dalam tataran ringan, wanita yang mengalami Premenstrual Syndrome/Premenstrual Dysphoric Disorder  (PMS/PMDD), seringnya mengalami gejala seperti depresi, walaupun mungkin belum bisa disebut depresi. PMDD itu banyak terjadi. Dan salah satu gejalanya sulit konsentrasi,” ungkap dr.Andri.

Ficky Yusrini





 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?