Health & Diet
Jangan Sepelekan Anemia

11 Aug 2015

Saat tubuh sering terasa lemah, kulit wajah terlihat pucat, dan merasa pusing saat mengubah dari posisi duduk atau tidur lalu berdiri, sebagian orang kerap menyangka ini sebagai gejala anemia karena tekanan darah rendah. Menurut Dr. dr. Luciana B. Soetanto, MS, SpGK., Ketua Indonesian Nutrition Association, istilah ini tidak tepat.

Meski sama-sama berkaitan dengan darah, anemia (sering juga disebut kurang darah) dan tekanan darah rendah (hipotensi) adalah dua hal yang jauh berbeda. Anemia adalah keadaan yang ditandai dengan kekurangan sel darah merah atau hemoglobin (Hb, yaitu protein dalam sel darah merah). Sementara itu, hipotensi adalah tekanan darah di dalam pembuluh darah kurang dari batas normal. Memang, anemia dan hipotensi memiliki keluhan-keluhan atau gejala-gejala yang sulit dibedakan. Tak heran, orang sering salah paham.

“Beberapa gejala tekanan darah rendah adalah perasaan lelah, melayang, pusing, mual, kulit basah, depresi, penurunan kesadaran, hingga pandangan kabur. Beberapa gejala seperti lelah, melayang, pusing, juga muncul pada penderita anemia,” papar dr. Luciana.
   
Selain yang sudah disebutkan di atas, gejala-gejala anemia lainnya adalah pucat, lemah, sesak napas, sakit dada, sering infeksi, dan sakit kepala. Karena itu, untuk dapat mengetahui secara pasti apakah keluhan yang kita alami merupakan gejala anemia atau justru tekanan darah rendah, perlu dilakukan pengukuran tekanan darah dan kadar hemoglobin darah.
   
Pusing dan sakit kepala sering dirasakan penderita anemia karena tubuh mereka kekurangan Hb yang merupakan bagian penting dari sel-sel darah merah yang berfungsi mengikat oksigen. Jika kadar Hb dalam tubuh kita rendah, sel-sel dalam tubuh kita tidak akan mendapatkan oksigen yang cukup. Sehingga, gejala-gejala anemia muncul karena organ-organ tubuh kita tidak dapat bekerja dengan baik.
   
Karena itu, jika Anda merasakan gejala-gejala tersebut, dr. Luciana menyarankan agar Anda segera memeriksakan diri ke dokter. Biasanya, dokter akan membuat rujukan apakah Anda perlu melakukan tes laboratorium lebih lanjut berdasarkan keluhan Anda.
“Berat atau tidaknya kondisi anemia yang Anda alami akan ditentukan oleh hasil pengukuran kadar darah dan pemeriksaan penunjang lainnya,” papar dr. Luciana. Dari situ dokter akan bisa menentukan apakah perlu pemeriksaan lebih lanjut dan penanganan yang tepat untuk mengatasinya.
   
Ia mengingatkan untuk tidak menyepelekan anemia, apalagi memutuskan sendiri cara untuk mengatasinya, seperti mengonsumsi suplemen penambah darah yang bisa dibeli bebas di apotek dan supermarket. Pasalnya, agar efektif, dosis suplemen penambah darah pun harus ditentukan oleh dokter berdasarkan keadaan pasien yang didukung hasil pengukuran laboratorium.

Alasan lain Anda tak bisa menyepelekan anemia adalah bisa jadi anemia merupakan sinyal dari tubuh Anda bahwa ada penyakit lain yang perlu Anda waspadai, seperti kanker dan miom. Kanker pada saluran pencernaan seperti kanker usus besar menyebabkan penyerapan zat besi yang dibutuhkan untuk membentuk sel darah merah terganggu.
Miom dalam rahim yang menyebabkan menstruasi yang sangat banyak pada wanita juga bisa menyebabkan seseorang kehilangan banyak sel darah merah.  Leukemia dan kanker darah, serta gangguan imunitas yang menyebabkan penghancuran sel darah merah lebih cepat, juga termasuk penyebab anemia yang patut dicurigai.

“Jadi, sebaiknya jangan melakukan diagnosis sendiri. Jika merasakan keluhan-keluhan anemia, harus segera dicari penyebabnya dari berbagai kemungkinan dan penyakit,” tegas dr. Luciana. Apalagi, akibat dari anemia tidak bisa dianggap remeh. Selain dapat mengganggu produktivitas belajar dan bekerja, pada wanita, anemia pun dapat menyebabkan gangguan kesuburan dan pola menstruasi. (f)




 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?