Health & Diet
Jangan Abaikan Gejala Sakit Jantung!

7 May 2014


Dalam banyak kasus, serangan jantung terjadi secara tiba-tiba tanpa menunjukkan gejala yang cukup berarti. Tiap orang memang memiliki reksi yang berbeda-beda terhadap penyakit ini. Ada yang dari awal telah merasakan tanda-tandanya, seperti sering merasa sakit di bagian dada. Ada pula yang tidak merasakan keluhan apa pun, tiba-tiba langsung terkena serangan jantung.

Sayangnya, pada penderita jantung koroner yang berusia muda, tanda-tanda penyakit jantung itu sering kali tak terasa. Di usia muda, penyumbatan di pembuluh darah yang terjadi mungkin hanya satu dan tidak ketat. Jadi, saat beraktivitas yang normal, tidak terasa sakit di bagian dada. Tapi, ketika tubuh keletihan atau emosi meningkat, keduanya dapat memicu pecahnya penyumbatan di pembuluh darah sehingga menyebabkan serangan jantung.

Menurut dr. Siska Suridanda Danny SpJP  dari Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, Jakarta, sakit dada sebenarnya adalah alarm bahwa jantung kita sedang berteriak memberitahukan ia kekurangan oksigen dan makanan. Jadi, tolong diperhatikan! Pada penyakit jantung koroner, tanda-tanda yang paling umum dirasakan penderita adalah nyeri di dada, rasa sakit di ulu hati hingga ke bagian punggung, dan disertai keringat dingin.

Masalahnya, kita cenderung mengabaikan tanda-tanda yang diberikan oleh tubuh. “Tak sedikit yang beranggapan hal itu sebagai penyakit lambung atau pegal-pegal biasa. Sehingga, karena tidak peduli, pasien terlambat datang ke dokter dan akhirnya berakibat fatal,” jelas dr. Siska.

Dokter Siska menambahkan, gangguan irama atau detak jantung yang tidak beraturan bisa menjadi sinyal. Meskipun detak jantung yang tidak beraturan ini ada yang berbahaya, ada pula yang tidak. Jika kita merasa mengalami kondisi ini, sebaiknya memeriksakan diri ke dokter.

Dalam kasus ini, dokter akan melakukan pemeriksaan dengan EKG (elektrokardiogram) yang akan merekam detak jantung. Hasil rekaman ini akan dianalisis untuk mengetahui apakah gangguan irama tersebut berbahaya atau tidak.

Hingga saat ini memang belum ada pemeriksaan deteksi jantung dini yang praktis, ideal, dan memiliki ketepatan tinggi untuk penyakit jantung. Ada beberapa pemeriksaan yang akurat tapi mahal dan tidak praktis dilakukan dalam praktis sehari-hari. Meski begitu, screaning awal bisa dilakukan untuk pasien yang memiliki risiko penyakit jantung, seperti cek profil lipid, kolesterol  dan gula, serta melakukan jalan di atas treadmill (treadmill test) untuk melihat perubahan detak jantung saat beraktivitas dan saat beristirahat dan echocardiografei (ultrasound jantung). Mengetahui penyakit jantung sedini mungkin akan memengaruhi tindakan lebih lanjut yang bisa dilakukan untuk pengobatan.
   
Agar risiko penyakit jantung koroner dapat ditekan, dr. Siska meminta agar kita menyadari bahwa penyakit jantung bisa saja terkena di usia yang terbilang muda. Jangan lagi menganggap penyakit ini adalah penyakit orang tua. Selain itu, jagalah kesehatan diri sendiri dengan mulai menerapkan pola hidup sehat. Hindari makanan yang banyak mengandung sodium (garam), rajin berolahraga, dan jangan merokok.
     
Bagi mereka yang berusia 40 tahun ke atas, sebaiknya lebih proaktif dan agresif, dengan rajin check up secara berkala minimal 1 tahun sekali dan datang ke dokter jika terjadi keluhan. Begitu pula bagi wanita yang telah menopause, meski merasa tak memiliki gejala sebaiknya cek jantung setahun sekali.
   
Penting pula untuk berolahraga secara teratur. Sarannya, lakukan olahraga yang santai, seperti berenang, sepeda santai, atau jogging. “Sebaiknya hindari olahraga yang sifatnya kompetitif, seperti futsal atau tenis, karena adrenalin yang tinggi membuat detak jantung cepat sehingga memacu fungsi jantung untuk bekerja lebih keras,” saran dr. Siska.

Faunda Liswijayanti


Baca Juga: Pertolongan Pertama Pada Serangan Jantung



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?