Health & Diet
Detoks dapur, yuk!

24 Sep 2014


Cuti Lebaran adalah saat tepat untuk bersih-bersih rumah, inspeksi kebersihan peralatan dapur, alat masak, juga kulkas. Cek kembali kebersihannya. Jika sudah using, mungkin saatnya mengganti dengan yang baru. Aksi Anda bisa menghindarkan keluarga dari gangguan yang disebabkan bakteri yang dapat disebarkan melalui peralatan dapur. “Peralatan yang tidak bersih bisa menjadi media penularan penyakit, seperti cacingan, tifus, diare, maupun hepatitis A,“ ujar Dr. dr. Tri Yunis Miko Wahyono, M.Sc., dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia.


Talenan
Papan pemotong atau talenan menjadi peralatan dapur yang sering kontak dengan bahan makanan. Karena sering kontak ini, dianjurkan untuk memisahkan talenan untuk sayuran-buah dengan daging atau makanan laut (www.foodsafety.gov). Untuk memudahkan mengingat, bedakan warna talenan sesuai dengan peruntukannya. Pisahkan juga talenan untuk bahan makanan mentah dan yang siap saji.
Pemisahan diperlukan karena daging, yang mungkin saja masih terdapat darah, menjadi sumber untuk tumbuhnya kuman yang mudah mengontaminasi. Karenanya, tidak boleh langsung digunakan untuk memotong sayuran. Bisa saja, sayuran kemudian terkontaminasi oleh bagian dari daging tersebut.
Disarankan untuk membersihkan talenan menggunakan air panas dan sabun. Setelah itu, dibilas dengan air mengalir dan dikeringkan dengan cara diangin-anginkan atau memakai tisu dapur.
Talenan yang dipakai untuk memotong daging atau makanan laut mentah, selain dibersihkan dengan air panas bersabun, gunakan juga disinfektan dengan larutan pemutih klorin atau larutan sanitasi lainnya, kemudian bilas dengan air bersih. Larutkan satu sendok makan cairan pemutih klorin dengan 3,8 liter air, lalu guyur permukaan talenan dengan larutan tersebut dan biarkan selama beberapa menit. Bilas dengan air dan keringkan sambil diangin-anginkan atau dilap menggunakan tisu kertas pembersih.
Talenan yang terus-menerus dipakai biasanya akan terbentuk alur  akibat pisau. Alur itu akan menjadi tempat singgah bakteri dan biasanya makin sulit dibersihkan. Kalau sudah begitu, ganti saja. Begitu juga talenan yang sudah kehitaman. Sebab, tidak menutup kemungkinan  kotoran yang hitam tersebut akan menempel pada bahan makanan lain. Saat mengganti talenan, pilih bahan yang nyaman, mudah dibersihkan, dan tahan lama.
“Talenan yang lebih mudah dibersihkan menggunakan pemutih atau disinfektan contohnya yang terbuat dari plastik, marmer, atau kaca,"  ujar Miko.

Pisau

Pisau menjadi peralatan dapur yang sering dipakai dan kontak dengan bahan pangan, baik mentah maupun matang. Bedakan pisau yang digunakan untuk memotong bahan pangan mentah dan makanan matang.
Usai digunakan, segera bersihkan pisau menggunakan sabun dan air mengalir. Biarkan hingga kering benar sebelum ditaruh di tempatnya.
Jika pisau ditempatkan di tempat pisau yang terbuat dari kayu, jangan lupa untuk rutin pula membersihkannya. Sebelum dibersihkan, keluarkan semua pisau, lalu balikkan tempat kayu dan goyangkan sedikit untuk mengeluarkan kotoran. Cuci dengan air panas dan sabun. Lubang penyimpanan pisau dapat digosok dengan sikat kecil yang biasa dipakai untuk menyikat dot, lalu bilas dengan air bersih.
Campurkan 3,8 liter air dengan satu sendok makan cairan pemutih rumah tanggga. Isi sela-sela tempat penyimpanan pisau dengan larutan ini selama satu menit, lalu bilas dengan air bersih. Keringkan dengan cara membalik tempat pisau. Lakukan tiap bulan bila digunakan secara rutin.

Spons cuci piring

Spons pencuci piring sebaiknya tidak didiamkan dalam mangkuk atau wadah berisi air sabun sepanjang hari. Spons yang terlalu lama di dalam wadah berisi air¸ air sabun, atau didiamkan dalam kondisi basah, akan menjadi tempat berkembangnya kuman. Spons   akan mudah menyebarkan patogen penyebab masalah kesehatan saat digunakan untuk mencuci. Tujuan membersihkan peralatan masak dan makan jadi tak tercapai.
Setelah digunakan, bersihkan spons menggunakan sabun pembersih yang juga berguna untuk membunuh kuman. Lalu bilas dengan air mengalir, jemur, keringkan, dan letakkan di tempat kering. "Sebaiknya ditempatkan di wadah yang berlubang seperti tempat sabun batangan," saran dr. Miko. Air yang masih ada di spons dapat menetes dan akhirnya spons akan kering.
Bila spons menimbulkan aroma tak sedap, bisa menjadi tanda berkembangnya bakteri yang tidak aman dan bersembunyi di spons tersebut. Segera buang dan ganti dengan yang baru.

Bak cuci piring
Karena menjadi tempat untuk membersihkan peralatan dapur, bak cuci piring juga harus dicuci. Kalau ada bahan pangan yang jatuh ke bak cuci piring harus segera dibersihkan agar tidak ada kotoran yang menempel. Sikat seluruh bak cuci piring dan gunakan disinfektan. Jangan lupa, bersihkan juga keran dan saluran pembuangannya.
   

Tempat sampah

Tempat sampah bisa saja diletakkan di dapur, tetapi harus  tiap hari dikosongkan dan dibuang ke tempat sampah induk yang sebaiknya berada di luar rumah. Perhatikan juga bentuknya. "Tempat sampah tidak boleh dipegang atau disentuh dengan tangan untuk meminimalkan kontaminasi mikroorganisme. Gunakan tempat sampah yang diinjak dan pastikan tempat sampah tidak terbuka," kata   Miko, mewanti-wanti.
Tempat sampah memang harus dibersihkan secara rutin mengingat tempat sampah basah yang berisi sisa makanan atau bahan makanan bisa menjadi sumber hidup kuman. Bila ada kecoa atau lalat, maka  kuman yang ada di tempat sampah bisa terbawa oleh lalat atau kecoa ke tempat makanan atau makanan yang baru dimasak. Makanan yang tercemar inilah yang kemudian dapat menyebabkan penyakit seperti diare atau tifus.(f)


 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?