Ketakutan isu trust akan mengganggu rencana perniakahan, sering kali membuat pemeriksaan kesehatan pranikah diabaikan. Padahal ini demi kebaikan Anda, pasangan, dan keluarga Anda nanti.
Jika diketahui ada penyakit atau kelainan, Anda dapat mengobatinya hingga tuntas sehingga tidak menulari pasangan. Atau, jika nantinya terjadi kehamilan, tidak sampai menyebabkan gangguan yang fatal bagi bayi. “Untuk itu, perlu dilakukan pemeriksaan dan vaksinasi menjelang pernikahan,“ saran dr. Iris Rengganis, SpPD, KAI, dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Divisi Alergi Imunologi Klinik, FKUI/RSCM. Berikut ini adalah beberapa pemeriksaan yang bisa dilakukan:
- Cek darah rutin + penyakit menular seksual. Secara garis besar, yang diperiksa hampir sama dengan pemeriksaan kesehatan rutin, seperti gula darah, kolesterol, dan urine, termasuk golongan darah dan rhesus. Tambahannya, pemeriksaan untuk mengetahui kemungkinan infeksi HIV, hepatitis B, dan sifilis yang bisa ditularkan lewat hubungan seksual.
- TORCH. Ini pemeriksaan yang paling dianjurkan. Singkatan dari toksoplasma, rubella, chytomegalovirus, dan herpes. Pemeriksaan TORCH sama-sama perlu dilakukan pada wanita maupun pria. Pada wanita, agar tak membahayakan calon anak. Pada pria, agar tidak menulari pasangannya dan membahayakan calon anak nantinya, terutama herpes. Keempatnya bisa menyebabkan cacat, bahkan kematian, pada calon anak.
- Hormon. “Jika calon pengantinnya memiliki masalah siklus menstruasi, mungkin dokter akan menyarankan untuk melakukan pemeriksaan hormon. Ini penting jika pasangan itu ingin segera memiliki anak,” kata dr. Iris. Namun, memang, pemeriksaan hormon tergolong mahal. Jadi, jika tidak ada gangguan menstruasi, biasanya tidak terlalu diperlukan. Bagi pria, pemeriksaan hormon testosteron mungkin tidak terlalu diperlukan. Namun, pada kasus tertentu, misalnya, jika sebelumnya ia pernah menikah namun setelah bertahun-tahun ia tidak bisa punya anak.
“Jika ditemukan infeksi atau gangguan apa pun, diperlukan waktu untuk perawatannya. Itu sebabnya, kami menyarankan pasangan yang akan menikah sudah mulai memeriksakan diri jauh hari, enam bulan bahkan satu tahun sebelumnya,” kata dr. Iris. (f)