Health & Diet
Cerdas Memilih Pengobatan Alternatif

18 Nov 2011

"Dari beberapa penelitian, pengobatan alternatif, memang bisa menolong sebagai pendukung untuk mengatasi rasa tidak nyaman akibat kanker atau tumor. Misalnya, untuk mengatasi rasa sakit kepala, mual, hilang nafsu makan, atau mood yang buruk," ungkap dr. Samuel Haryono, SpB.Onk, ahli bedah onkologi dari Rumah Sakit Kanker Dharmais. Hasil penelitian di AS menunjukkan, lebih dari 80% survivor melakukan pendekatan kombinasi campuran antara pengobatan alternatif dan pengobatan konvensional (medis), dan memberi hasil terbaik bagi pasien untuk survive.

Namun, dalam memilih pengobatan alternatif Anda harus cerdas. Berikut ini kiat memilih pengobatan alternatif dari dr. Samuel Haryono:   

1. Diskusikan teknik atau ramuan herba yang  Anda gunakan dengan dokter yang merawat Anda. Dengan memberi informasi tentang pengobatan alternatif yang Anda jalani, dokter dapat mengetahui apakah pengobatan alternatif itu  memiliki dampak negatif dengan perawatan medis yang dilakukan.

2. Pilihlah pengobatan yang sudah berdasarkan penelitian, yang  terbukti bisa membantu pengobatan kanker, misalnya akupunktur, yoga, atau herba  tertentu, seperti mahkota dewa.

3. Hindari pengobatan alternatif yang melarang Anda berhubungan dengan medis. Untuk kanker dan tumor, sejauh ini yang membantu untuk survive adalah pengobatan medis.

4. Pakailah logika Anda dalam memilih. Pengobatan menggunakan kekuatan gaib atau memindahkan penyakit pada hewan tertentu, terbukti tidak logis dan tidak membawa kesembuhan. Hanya membuang uang saja.

5. Selain pengobatan alternatif, Anda juga harus menjalani pola hidup dan makan sehat untuk bertahan menghadapi kanker. Misalnya, olahraga teratur, perbanyak makan buah dan sayuran, hindari makanan yang mengandung bahan  pengawet, penguat rasa, dan pewarna.

Namun menurut dr. Samuel Haryono, pengobatan alternatif jangan dijadikan satu-satunya sandaran untuk bertahan menghadapi penyakit seperti kanker. "Saya tidak menentang pengobatan alternatif. Tapi, dari praktik sebagai onkolog selama berpuluh tahun, saya melihat pasien yang survive adalah mereka yang berani menjalani pengobatan medis." jelas dr. Samuel Haryono. (f)



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?