Health & Diet
Awas Hipertensi!

30 Jul 2013

Berdasarkan data WHO, tahun 2011 lalu, diperkirakan hipertensi diderita oleh 1 miliar manusia di seluruh dunia. Pada tahun 2025 mendatang, diperkirakan sebanyak 29% penduduk dewasa di dunia atau mencapai sekitar 1,5 miliar orang, akan terkena serangan hipertensi. Sedangkan di Indonesia, sekitar 31,7% dari total penduduk menderita hipertensi pada 5 tahun terakhir (data Riset Kesehatan Dasar Kemenkes RI 2007). Ini artinya, sepertiga orang dewasa Indonesia menderita hipertensi. Hipertensi bukan penyakit main-main, ia berisiko tinggi sebagai penyebab 51% dari kematian akibat stroke, dan 45% dari jantung koroner.

Penyebab    

Tekanan darah normal berkisar antara 120/80 mmHg. Tekanan darah ini dapat berubah karena aktivitas fisik di mana jantung dipompa lebih keras atau karena stres serta bertambahnya usia.  
   
Situs kesehatan, news-medical.net, menyebutkan bahwa hipertensi atau biasa dikenal sebagai penyakit tekanan darah tinggi disebabkan oleh aterosklerosis atau menumpuknya lemak (plak) yang terjadi di lapisan dinding arteri yang mengakibatkan menyempitnya dinding pembuluh darah sehingga aliran darah berkurang. Kondisi ini dapat menyebabkan pengentalan darah yang akhirnya menjadi gumpalan (thrombus) dan dapat menyumbat  pembuluh arteri sehingga pasokan oksigen bagi jaringan berkurang atau terhenti sama sekali dan menyebabkan kematian jaringan. Hal ini bisa terjadi pada seluruh organ tubuh, namun yang paling sering terjadi pada jantung, otak, anggota gerak, ginjal, dan retina.  
   
Pada beberapa orang ditemukan kecenderungan memiliki keturunan tekanan darah yang selalu tinggi, tanpa diketahui penyebabnya. Tapi, jumlahnya tak banyak, hanya sekitar 5% dari seluruh kasus hipertensi. Sementara, hipertensi yang dicetuskan akibat penyakit, antara lain gagal ginjal, kelainan hormon, lupus, dan pemakaian obat-obatan terlarang yang disalahgunakan sebagai stimulan.
        
Gejala

Sayangnya, hipertensi memiliki gejala yang samar sehingga jarang ketahuan sampai mencapai tekanan yang sangat tinggi,   biasanya 180/110 mmHg. Secara umum, gejala tekanan darah meninggi adalah pusing terus-menerus selama beberapa hari, mual, lelah, pandangan tak jelas, hingga mimisan, sesak napas, dan denyut jantung tak teratur. Apabila Anda mengalami gejala tersebut ,sebaiknya Anda segera memeriksakan diri ke dokter.
   
Penurunan tekanan darah hingga 5 mmHg akan menurunkan risiko terkena stroke hingga 34% dan penyakit jantung 20%. Apabila dibutuhkan obat, dokter bisa meresepkan obat penurun tekanan darah. Obat ini  bisa menenangkan kerja jantung atau melemaskan otot di pembuluh arteri kecil yang akan melebarkan pembuluh sehingga darah dapat mengalir lebih lancar. Obat bisa dihentikan setelah tekanan darah kembali normal, tapi pada umumnya penderita harus minum obat seumur hidupnya.

Pencegahan

“Pengecekan kesehatan menyeluruh secara berkala sebaiknya dilakukan setelah memasuki usia 40 tahun, terutama bagi yang memiliki riwayat keturunan hipertensi,” ujar dr. Yunir. Pengecekan berkala ini penting karena gejala hipertensi umumnya tidak disadari penderita sampai pada tahap yang sudah lanjut.
   
“Jika ketahuan ada yang tidak beres pada tubuh Anda, misalnya tekanan darah di atas normal, maka bisa dilakukan perbaikan sedini mungkin dengan pemberian obat antihipertensi atau tuntunan perbaikan pola makan yang sehat,” tambahnya.
   
Jika tekanan darah Anda hanya sekitar 160/100 mm Hg atau kurang,  kondisi ini masih dapat diperbaiki lewat perubahan gaya hidup, misalnya berhenti merokok dan minum minuman beralkohol, makan seimbang, menurunkan berat badan berlebih, diet rendah garam dan rendah lemak, memperbanyak konsumsi sayur dan gandum, serta membatasi konsumsi kafein dan berolahraga rutin selama 30 menit sehari. Khusus bagi pengidap diabetes, penting untuk mengontrol kadar gula darahnya.
   
Adapun pilihan olahraga yang baik bagi penderita hipertensi, menurut dr. Yunir, adalah jenis olahraga yang memiliki ritme pacu jantung teratur, seperti renang, jogging, atau bersepeda. Bagi yang sudah telanjur menderita hipertensi, mengukur tekanan darah secara rutin serta teratur minum obat sesuai anjuran dokter penting untuk mengontrol lonjakan tekanan darah. (f)    
    



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?