Career
Seperti Biro jodoh

26 Feb 2013


Setelah mempelajari CV dan mendapat ‘lampu hijau’ dari Anda, headhunter biasanya akan mengundang Anda untuk wawancara langsung. “Tujuannya untuk mempelajari lebih jauh tentang kandidat yang kami anggap berpotensi,” ungkap Sisca Ramli, Senior Associate Bo Le Consultants.

Pada saat itulah Anda diharapkan bisa mempresentasikan diri secara maksimal tentang apa yang menjadi pekerjaan utama Anda selama ini, apa saja yang sudah Anda kontribusikan kepada perusahaan, dan lain sebagainya. Jika Anda dirasa kandidat yang tepat atau mendekati kriteria, headhunter akan mempresentasikan hasil wawancara Anda pada kliennya.

Dalam proses mendekatkan kandidat dengan perusahaan kliennya, headhunter ibarat mak comblang. “Karena itu, hal penting yang perlu Anda lakukan sebagai kandidat potensial adalah jujur dan terbuka, agar headhunter tersebut bisa menentukan apakah Anda benar-benar cocok untuk dijodohkan dengan kliennya atau tidak,” tegas Ferry W. Atmadi, konsultan karier dari Management Development International (MDI).

Saat proses penjajakan, tanyakan dengan jelas segala sesuatu yang ingin Anda ketahui, seperti bagaimana nilai-nilai perusahaan itu serta seberapa besar tanggung jawab Anda jika menduduki posisi tersebut. “Tak kalah penting adalah bertanya mengenai lingkungan kerja perusahaan tersebut. Sebab, hal itu memiliki pengaruh besar dalam kinerja Anda nantinya,” jelas Ferry. Bahkan, Ari menyarankan untuk bertanya mengenai karakter orang-orang di level eksekutif dan pemilik perusahaan yang akan meminang Anda karena dengan merekalah Anda akan bekerja sama.

Kemudian, pikirkan apakah posisi itu sesuai dengan Anda. Karena itu, Anda harus mengerti diri sendiri. Apa yang Anda kuasai, sasaran karier, passion, dan lain sebagainya. Jangan asal mengiyakan saja lantaran merasa bangga ditawarkan pekerjaan dengan posisi bagus dan gaji tinggi. Jangan pula berharap headhunter bisa tahu apa yang Anda mau dan apakah Anda benar-benar cocok dengan kliennya jika Anda tidak terbuka.
Sebaiknya, hindari bertanya soal gaji di awal pertemuan. “Mengapa? Karena hal yang lebih penting dibahas di awal adalah cocok tidaknya minat Anda dengan perusahaan yang ditawarkan. Setelah itu, baru buka-bukaan masalah gaji,” ungkapnya.

Ferry menceritakan, tak sedikit eksekutif yang terlalu banyak basa-basi sehingga headhunter jadi kurang mengenalnya. Akibatnya, headhunter salah menjodohkan. Eksekutif tersebut pun tidak betah di perusahaan baru. Karena itu, daripada menghabiskan banyak waktu menjalani proses dan ternyata tidak sesuai dengan keinginan Anda, Ferry menyarankan untuk terbuka sejak awal agar tak ada penyesalan. 

Anda sebaiknya jujur menjawab setiap pertanyaan headhunter. “Memang Anda harus menjual kelebihan dan pencapaian Anda sepanjang berkarier. Namun, jangan berlebihan atau bahkan tidak sesuai yang terjadi. Jangan sampai perusahaan berharap terlalu tinggi, melebihi kompetensi Anda yang sebenarnya,” kata Ferry.

Headhunter profesional tidak asal mencocokkan. “Mereka memiliki tanggung jawab besar pada kliennya. Jika eksekutif yang mereka tawarkan tidak sesuai, biasanya mereka harus bertanggung jawab dengan mencari penggantinya,” ujar Ferry. Jam terbang dan kompetensi yang sudah sangat tinggi, bukan satu-satunya pertimbangan. Saat proses penjajakan headhunter menemukan ketidakcocokan antara Anda dan kliennya, mereka akan mengatakan secara terbuka.

Sisca menjelaskan bahwa headhunter yang profesional selayaknya selalu menginformasikan kepada kandidat mengenai perkembangan perekrutan, apakah lanjut atau tidak. “Sebab, sebagai headhunter kami harus membina hubungan baik dengan kandidat. Jika kali ini tidak sesuai, tidak menutup kemungkinan kami akan menghubungi kandidat tersebut lain hari untuk klien berbeda,” ungkap Sisca. Jadi, sudah siap jika tiba-tiba Anda dihubungi oleh headhunter? (Djamilah)



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?