Career
Perlu Latihan Sebelum Psikotest?

19 Aug 2013


Hanya karena ingin berhasil melewati tahap tes psikologi, banyak orang mencari kisi-kisi yang diharap bisa memudahkannya dalam menggarap sebuah tes. Apakah hal ini menjamin Anda sukses diterima di pekerjaan yang Anda lamar? Jawabannya adalah tidak!    

Dalam sebuah tes proyektif menggambar pohon, misalnya. Katanya, mereka yang menggambar pohon dengan banyak cabang melambangkan bahwa  orang tersebut memiliki kepribadian yang rumit. Benarkah?

“Tiap tes memiliki protokol dan manual  masing-masing. Dan, setahu saya, tidak ada manual yang menyimpulkan seperti itu,” ujar Pakar ilmu grafologi dan dosen pascasarjana psikologi, Drs. Heru Wiryanto, M.Psi. Ia kemudian menjelaskan bahwa dalam tes menggambar pohon ini, yang diamati adalah cerminan karakter yang terlihat dari tarikan garis, ketebalan, atau arsiran bayangan. “Ada banyak variabelnya, dan semua ini diterjemahkan sesuai manual,” lanjut Heru.

Kecepatan mengerjakan soal juga bukan jaminan. Ia kemudian mencontohkan, dalam tes Pauli, di mana peserta psikotes diminta menjumlahkan total 4.000 deret  angka (dari 1 hingga 9) yang ada dalam selembar besar kertas. “Meskipun Anda terhitung cepat,   ternyata Anda memiliki titik lelah yang cepat juga. Hal ini akan terlihat dari pola grafik yang terbentuk,” ungkap Heru.

Misalnya, di tiga menit pertama Anda mampu menjumlahkan 200 angka, tapi pada tiga menit ke-2 Anda hanya mampu mengerjakan 100 angka, dan terus merosot di menit-menit berikutnya. Hal ini mengindikasikan bahwa Anda memiliki titik lelah yang cepat. Tentunya, hal ini kurang sesuai untuk jenis pekerjaan yang menuntut konsistensi daya tahan dan konsentrasi yang kuat.

Intinya, kerjakan sebaik mungkin yang kita bisa. Sebab, kemampuan yang diukur dalam psikotes adalah potensi yang sifatnya menetap dalam diri seseorang. Latihan beberapa hari sebelum tes tidak akan membawa dampak, malah justru akan membuat Anda kelelahan. Sehingga, pada harinya, konsentrasi Anda justru akan terpecah.

 “Kuncinya adalah be yourself!” tegas Heru. Apabila Anda mencoba merekayasa, maka akan ketahuan. Sebab, yang dilihat adalah konsistensinya. Hal ini dapat terbaca dari rangkaian tes yang telah dirancang,” lanjut heru.



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?