Career
Perlu Kebesaran Hati

4 Oct 2013


Ada dua cara untuk menanggapi kritik: terima dengan hati lapang atau menyangkalnya. “Defensif atau tidak, itu merupakan pilihan. Ada alternatif sikap lain yang lebih positif dan bermanfaat dalam merespons kritik. Jadi, mana yang akan Anda pilih?” tegas Rima Olivia, konsultan karier dari Ahmada - Personal Growth and Career Development Consulting.

Rima menuturkan, layaknya latihan fisik, menerima kritik juga membutuhkan jam terbang.  Anggaplah kritik sebagai latihan mental untuk melatih kesabaran Anda. Ini lebih baik daripada sibuk mencari pembenaran saat dikritik.
   
Jika Anda merasa punya sisi defensif dalam diri, segera perbaiki sebelum terlambat. Sebab, jika tidak, sikap itu hanya akan membuat orang lain jadi malas memberikan masukan untuk Anda. Bahkan, sekalipun Anda melakukan kesalahan secara terang-terangan, mereka memilih diam saja supaya terhindar dari konfrontasi. “Bila sudah keterlaluan, seseorang yang selalu ngeyel dan ngeles, biasanya tidak dilibatkan dalam tim untuk proyek-proyek besar, meskipun ia sebenarnya mampu. Kalau sudah begini, rugi sendiri, ‘ kan?” cetus Rima.

Memang tak mudah menjadi pribadi yang terbuka dengan kritik. Butuh latihan dan kebesaran hati melakukannya. Walau sulit, menurut Rima, sikap defensif bisa dihindari. Mulailah dengan melakukan beberapa langkah berikut ini:

  • Cintai Diri Sendiri
Ini merupakan langkah awal supaya Anda bisa menerima segala kekurangan dan kelebihan diri. Pada akhirnya, Anda akan merasa nyaman dalam segala situasi, termasuk saat dikritik orang lain. Sekalipun Anda melakukan kesalahan, Anda tidak langsung antipati dengan diri sendiri. Begitu Anda nyaman dan percaya diri, saat dikritik, perasaan diserang atau disalahkan tidak akan muncul.

  • Anggap Kritik sebagai Obat
Bagaimanapun cara orang lain mengkritik dan memberikan masukan kepada Anda, tunjukkan respons bijaksana. Hindari sikap ‘melawan balik’ demi mengedepankan ego. Anggaplah kritik itu sebagai obat pahit: jika tidak diminum, penyakit Anda tidak akan sembuh!

  • Hindari Sikap Reaktif
Walau terasa menyakitkan, upayakan untuk tetap tenang saat kinerja atau sikap Anda dikritik  orang lain. Tarik napas dalam-dalam, ucapkan terima kasih sambil tersenyum. Usahakan untuk tak bereaksi apa-apa, kendalikan diri. Tenang dan beri waktu sebelum memberi respons. Yang terpenting, jadilah kuat setelah dikritik, bukannya menghabiskan waktu memikirkan kritik yang telah dilontarkan.

  • Beri waktu
Mengubah kebiasaan memang tak mudah, Anda akan menemukan banyak kendala. Apalagi jika Anda terbiasa mencari pembenaran atau alasan, sehingga ‘lupa’ cara menerima kritik dengan sikap baik. Tanamkan dalam diri Anda  bahwa bersikap terbuka saat diberi masukan akan memperlancar komunikasi antara Anda dan si pemberi kritik.

  • Dilarang Memusuhi
Yang terpenting, jangan membenci si pemberi kritik. Makin Anda membawa kritik dalam lingkaran permusuhan,  makin banyak pula masalah yang menimpa Anda. Jadikan kritik atau masukan sebagai motivasi agar kinerja Anda meningkat. Lebih baik fokus pada apa yang akan Anda peroleh dari menerima kritik tersebut.



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?