Career
Nikmatnya Bekerja Telecommuting

19 Oct 2015


Di saat orang lain bergelut dengan kemacetan, mereka cukup menyusun strategi dari kamar tidur. Koordinasi dengan rekan kerja bisa dilakukan di kafe dengan suasana santai. Urusan pekerjaan bukan lagi satu-satunya prioritas, tapi bisa diseimbangkan dengan kehidupan pribadi. Inilah ‘kemewahan’ yang didapat para pekerja dengan bekerja telecommuting alias bisa bekerja dari mana saja dengan mengandalkan teknologi.

Perusahaan teknologi Dell bersama Intel tahun lalu melakukan riset Dell Global Evolving Workforce. Hasil survei ini menunjukkan, ada 52 persen orang percaya bahwa karyawan memiliki produktivitas yang sama, bahkan lebih jika bekerja di rumah ketimbang di kantor.

Saat ini memang tidak sedikit perusahaan yang membebaskan karyawannya bekerja dari mana saja. Ada perusahaan yang memberikan kebijakan karyawan boleh bekerja dari rumah sehari dalam seminggu, ada pula yang benar-benar tidak memiliki persyaratan minimal,  tiap hari karyawan bebas bekerja dari mana saja selama pekerjaan beres.

Accenture adalah salah satu perusahaan yang memberlakukan kebijakan ini sejak lama. Menurut Saut Santosa, Lead for Inclusion and Diversity Accenture Indonesia, kebijakan flexible work arrangements sudah dimulai sejak tahun 2000. Kebijakan ini adalah salah satu cara untuk meningkatkan engagement dengan karyawan agar betah bekerja di Accenture.

“Untuk generasi pekerja yang sudah berkeluarga, mereka membutuhkan waktu yang seimbang antara bekerja dan keluarga. Sementara, generasi muda yang baru memasuki dunia kerja menganggap bahwa bekerja dari tempat-tempat yang berbeda memiliki nilai lebih karena mereka sedang dinamis mencari pengalaman,” jelas Saut.

Sistem bekerja telecommuting pun dianggap sesuai karena di Accenture karyawan bisa bekerja lintas negara dan benua. “Kami sering harus melakukan conference call pada pukul 22.00 atau bahkan pukul 02.00 pagi karena perbedaan waktu dengan rekan kerja di negara lain. Dengan jam kerja seperti ini tentu saja kami boleh mengisi siang hari dengan kegiatan pribadi,” tambahnya.

Perusahaan pun memfasilitasi karyawan dengan broadband benefit sehingga mereka bisa membeli paket data untuk membantu bekerja dari mana saja. “Sejak dulu kami tidak pernah ada absensi di kantor karena kebanyakan waktu kami adalah bekerja di kantor klien. Tapi, itu pun tidak pernah dimonitor apakah kami masuk kantor atau tidak. Jadi, benar-benar atas dasar kepercayaan. Pasti terlihat, kok, dari hasil kerja karyawan,” ujar Saut, yang mengatakan, meeting internal mayoritas dilakukan lewat conference call.

Saut juga menjelaskan bahwa bertemu langsung baru dirasa perlu dilakukan saat melakukan supervisi terhadap karyawan yang baru bekerja, terutama bila karyawan tersebut fresh graduate. “Umumnya mereka belum tahu level satu proyek seperti apa karena belum ada pengalaman sebelumnya. Mereka juga belum mengerti proses ataupun metode kerja Accenture. Tapi,  makin naik posisinya,  makin berkurang pula face to face interactions dengan supervisornya,” tutup Saut. (f)



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?