Career
Menjaga Lidah Tetap Profesional

23 Dec 2013


Mulutmu, harimaumu. Pesannya jelas, Anda bisa ’termakan’ oleh ucapan Anda sendiri. Bukan hanya seorang bawahan yang mesti menjaga ucapan kepada atasan, tapi  sebagai atasan, Anda juga perlu hati-hati dengan apa yang Anda katakan.

Mungkin, Anda mengucapkannya dengan tujuan positif, tapi bagi anak buah yang mendengar, ucapan Anda bisa berarti negatif. Efeknya bisa buruk bagi tim Anda. Konsultan pengembangan sumber daya manusia dari Experd, Emilia Jacob, membantu menghindarkan Anda dari ‘jebakan’ lidah yang kontra produktif.

”Kamu lulus sekolah tidak, sih?”

Maksud Anda mungkin: ini pekerjaan sederhana, kamu pasti bisa mengerjakannya dengan lebih baik daripada ini.

Tapi terdengar seperti: ”Kamu seperti orang bodoh yang tidak lulus sekolah.”
Seorang manajer yang baik seharusnya menghindari kata-kata yang bernada kritik dan merendahkan kemampuan orang lain. Masalahnya, ini akan menjadi kontra produktif. Bukannya terpacu jadi lebih baik, anak buah Anda malah merasa frustrasi dan sakit hati.

Lebih baik: tanyakan di mana kesulitannya. Mungkin Andalah yang kurang jelas dalam memberi petunjuk dan arahan sehingga hasil pekerjaannya tidak sesuai harapan Anda. Kalau perlu, lakukan cross check  tiap kali  memberi anak buah Anda tugas untuk meyakini bahwa ia sudah  paham apa yang Anda inginkan serta cara untuk mencapai hasil sesuai dengan target atau standar Anda.

”Tumben, kamu datang lebih pagi dari biasanya?”
Maksud Anda mungkin: hanya basa-basi.

Tapi terdengar seperti: ”Pasti kamu punya maksud tersembunyi. Tidak ada pegawai yang bekerja rajin secara tulus.”

Bukan menghargainya karena berusaha datang lebih awal untuk menyelesaikan pekerjaan, Anda malah mencurigainya. Ini sama dengan mempertanyakan motivasi dan keseriusannya bekerja. Siapa pun tidak ada yang senang dicurigai seperti itu.

Lagi pula, meski Anda bekerja 24 jam sehari 7 hari seminggu, tidak berarti anak buah Anda juga harus begitu. Sebagai manajer, tentu Anda memiliki tanggung jawab yang lebih besar. Anak buah Anda mungkin tipe pekerja pagi. Memaksanya bekerja lebih panjang dari seharusnya malah akan membuatnya tak efisien dan maksimal bekerja.

Lebih baik: jika Anda masih memerlukan kehadirannya setelah lewat jam normal kantor, katakan saja.

”Masih untung kamu dapat bonus.”

Maksud Anda mungkin: kondisi keuangan perusahaan saat ini sedang tidak terlalu bagus.

Tapi terdengar seperti: ”Hasil kerjamu sangat buruk. Kamu tidak layak mendapat penghargaan apa pun, termasuk bonus.”

Kata-kata itu sama sekali tidak perlu Anda katakan. Seorang atasan yang bijak dapat melihat peran dan kontribusi anak buahnya bagi perusahaan, dan tidak akan melupakannya begitu saja. Manajer yang cerdas akan dengan senang hati memberi penghargaan bagi karyawan yang berprestasi. Dengan begitu, tiap karyawan akan berusaha lebih baik di masa datang.

Lebih baik: ciptakan iklim kerja yang baik dengan memberi semangat bagi  tiap karyawan dengan kata-kata positif, seperti, ”Hasil tahun ini mungkin belum terlalu baik, ayo kita bekerja lebih keras di masa depan.”

”Kamu pikir, kamu dibayar untuk apa?”

Maksud Anda mungkin: hasil pekerjaannya benar-benar di bawah ekspektasi.

Tapi terdengar seperti: ”Saya sudah membayar kamu, tapi kamu tidak mengerjakan apa pun.”

Kekuasaan memang bisa membuat seseorang merasa bebas melontarkan kata-kata sesuka hatinya. Pernyataan ini biasanya diucapkan oleh pemimpin diktator. Kata-kata seperti ini akan membuat anak buah merasa dirinya adalah sebuah komoditas yang merupakan milik dari atasannya yang memiliki uang. Pemimpin yang baik semestinya dapat memotivasi karyawannya untuk dapat mengoptimalkan segala potensi yang mereka miliki.

Lebih baik:
jelaskan tugas dan kewajibannya beserta dengan segala ukuran keberhasilannya, baik dari segi kuantitas, kualitas, maupun waktu. Mungkin Andalah yang kurang jelas menerangkan.

”Hentikan yang sedang kamu kerjakan, dan selesaikan ini.”

Maksud Anda mungkin: ini keadaan yang genting, saya butuh kamu untuk mengerjakan  secepatnya dan kamu adalah orang yang paling tepat untuk itu.

Tapi terdengar seperti: ”Pekerjaan ini lebih penting daripada yang kamu kerjakan.”

Masalah ini sepertinya kerap terjadi, dan wajar jika Anda katakan sesekali. Tapi, jika ini terjadi terus-menerus, Anda bisa mengacaukan konsentrasi dan manajemen pekerjaan yang sudah diatur anak buah Anda. Ini bisa memengaruhi pekerjaan selanjutnya.

Lebih baik katakan: ”Sudah sejauh mana pekerjaan kamu? Saya tahu ini akan sedikit mengganggu, tapi keadaannya mendesak, bisakah kamu melakukan pekerjaan ini terlebih dahulu?”   

”Kamu pegawai paling buruk (atau kata-kata negatif lain) yang pernah bekerja di sini!"

Maksud Anda mungkin:
kesal pada hasil pekerjaannya saat itu.

Tapi terdengar seperti: ”Kamu tidak pantas bekerja di sini. Kalau saya memecat orang, kamu adalah orang pertama yang akan saya pecat.”
Ketakutan tidak akan memberi hasil yang baik. Jika seseorang terus- menerus ketakutan kehilangan pekerjaan, ia tidak akan memberikan kemampuan terbaiknya, malah mungkin kualitas pekerjaannya akan  makin menurun.

Lebih baik: dinginkan kepala Anda sebentar sebelum bereaksi. Bantu karyawan Anda untuk menilai sendiri kualitas kompetensinya dibandingkan dengan rekan lain. Bimbing dia untuk melihat area pengembangan yang perlu difokuskan dan bantu dia merancang langkah–langkah perbaikannya dengan SMART (specific, measureable, attainable, realistic, dan time frame). Membentak dan menyumpahi anggota tim tidak pernah disarankan oleh pakar kepegawaian mana pun. Bukan hanya menjatuhkan moral, ini juga menjatuhkan reputasi Anda sebagai pemimpin yang mestinya disegani.

Kamu keberatan dengan tugas ini?”

Maksud Anda mungkin: jika kamu sudah memiliki rencana lain, saya akan menyerahkannya kepada pegawai lain.  

Tapi terdengar seperti: ”Apakah kamu punya kemampuan untuk melakukan dan menyelesaikan pekerjaan ini?” Atau, ”Kalau kamu tidak menerimanya, kamu akan menanggung akibatnya.”

Masalahnya, di telinga orang lain, sering kali kata-kata Anda tak terdengar seperti sebuah tantangan yang bertujuan positif, tapi lebih seperti ancaman bahwa Anda akan mendapat kerugian dan kesulitan di masa depan, jika tidak mau menerima tugas ini. Mengancam lewat kekuasaan tidak akan memberi inspirasi bagi seorang pegawai untuk setia dan bekerja lebih baik.

Lebih baik: diskusikan secara rinci tugas itu dan minta ia mempelajarinya dahulu sebelum memutuskan. Jelaskan bahwa ini akan memberi keuntungan bagi kemajuan karier tanpa membuatnya merasa terancam. Selain itu, tetap siapkan rencana cadangan.



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?