Career
Membidik Karier Lewat Psikotes

5 Aug 2013


Psikotes menjadi bagian penting dalam proses penerimaan kerja. Karena berurusan dengan inteligensi, banyak yang kemudian merasa diri bodoh dan gagal total ketika tidak berhasil melalui tahap yang satu ini.

Pakar ilmu grafologi dan dosen pascasarjana psikologi, Drs. Heru Wiryanto, M.Psi, menegaskan bahwa psikotes bukan masalah gagal atau berhasil, tapi perkara cocok atau tidak cocok. Persepsi yang benar akan menghindarkan Anda dari jebakan rasa takut yang tidak perlu dan membuat Anda fokus pada sasaran. Berikut ini poin-poin penting yang harus Anda pahami saat menghadapi psikotes.

Apa yang dicari melalui psikotes?

Ada dua hal penting yang dicari perusahaan dalam proses perekrutan pegawai baru:
  1. Job fit atau person fit. Psikotes dipakai sebagai alat untuk mengetahui apakah seseorang memiliki spesifikasi personalitas dan keahlian yang dibutuhkan oleh perekrut. Misalnya, untuk posisi account executive di perusahaan periklanan, maka selain mentalitas tahan banting, seseorang harus memiliki kemampuan komunikasi dan negosiasi yang tinggi.
  2. Organizational fit. Beberapa jenis psikotes akan mengungkap apakah seseorang cocok bekerja dalam kultur organisasi di perusahaan perekrut. Mereka yang terbiasa dengan keteraturan, tentu akan stres saat harus menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja kreatif yang dinamis atau akrab dengan perubahan.

Kenali Jenisnya

Demi menjawab dua kebutuhan utama pencari tenaga kerja, maka HRD akan menyusun rangkaian psikotes yang terbagi dalam dua kategori besar:
  1. Tes Objektif: Jenis psikotes yang satu ini mengukur kemampuan inteligensi dan personalitas seseorang. Untuk tes inteligensi, bentuk pertanyaannya jelas, sehingga ukuran benar dan salah dari jawaban Anda bersifat jelas. Sementara itu, untuk mengukur kepribadian, bentuk jawaban tesnya tidak ada benar atau salah.
  2. Tes Proyektif: Tes jenis ini ingin menangkap respons bawah sadar Anda saat berhadapan dengan sebuah situasi atau kondisi tertentu.



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?