Career
Kapan Bos, Kapan Teman

17 Nov 2011

Dari sekian banyak orang dalam satu tim kreatif di kantornya, Anda ’ditarik’ keluar dari lingkaran dan didudukkan di posisi manajer. Mereka yang tadinya teman kerja satu level, kini menjadi bawahan.

”Sudah di atas, jangan lupa lihat yang di bawah, ya.”
”Kalau kami telat datang, jangan dimarahin, ya.”
”Duduk di kursi bos, jangan galak-galak, ya!”
”Kita boleh kan sesekali makan siang lebih dari satu jam?”
Dan... sejuta pesan dan ‘ancaman’ lain yang membuat Dini bingung.

Menurut konsultan karier dr Experd, Sylvina Savitri, jadi atasan dengan kondisi seperti ini, tantangannya lebih besar. Karena, teman-teman sudah mengenal Anda apa adanya. Kalau Anda langsung berubah secara drastis, tentu di mata mereka Anda akan terkesan sangat menyebalkan. Tapi, kalau Anda tidak berubah sama sekali, Anda akan kesulitan menjalankan peran sebagai manajer. Karena itu, Anda memang harus bisa membedakan, kapan bersikap sebagai teman, kapan sebagai atasan. Memang, ini bukan hal yang mudah, karena tidak ada batasan yang jelas.

Saat ngobrol sambil makan siang, atau ketika curhat tentang keluarga, Anda bisa saja menjadi temannya. Tapi, agar wibawa tetap terjaga, ketika berdiskusi misalnya tentang kreativitas, produksi, dan evaluasi kerja, Anda harus berperan sebagai bos. Tak perlu menyetel wajah jadi lebih galak atau nada suara yang lebih dingin. Anda hanya perlu memilih kata-kata yang tepat, agar suasananya tetap santai, tapi tetap menunjukkan keseriusan. Yang jelas, jangan sampai Anda malah di-bully oleh bawahan. (f)



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?