Career
Jam Terbang

8 Dec 2014


Saat Anda berlibur, ada seseorang yang memastikan Anda naik pesawat pada jam yang tepat, beristirahat di hotel yang nyaman, mengisi perut dengan makanan enak, dan mengunjungi objek-objek wisata yang dijanjikan. Itulah tugas seorang tour leader. Terkadang, tour leader juga memberi penjelasan tentang objek wisata yang dikunjungi, tip mendapatkan harga miring saat belanja, dan dari mana sisi mana Anda bisa mendapatkan foto menarik dari sebuah objek wisata. Intinya, memastikan liburan Anda tidak membosankan dan berkesan indah. Banyak, ya, tugasnya?
Karena itu, menurut Priyadi Abadi, Wakil Ketua dan Humas, Media & Publikasi Indonesia Tour Leader Association (ITLA), salah sekali jika ada yang masih menganggap tour leader sebagai pekerjaan sepele. Bahkan, profesi ini ada jenjang kariernya. Jenjang karier seorang tour leader bisa dilihat dari rute yang mereka jalani. Benua Asia adalah rute awal bagi seorang tour leader, lalu Australia dan New Zealand, disusul benua Amerika, terakhir, benua Eropa. Tingkatan ini diukur dari tingkat kesulitannya.
    “Benua Asia rutenya paling mudah dan mayoritas ada pemandu lokal di setiap negara dan daerah wisata. Sementara di benua lain, hampir tidak ada pemandu lokal, semua dikerjakan oleh tour leader sendiri. Eropa dikategorikan paling sulit karena tur biasanya mencakup beberapa negara berbeda dengan bahasa yang berlainan,” jelas Priyadi.  Istilah yang digunakan hanya tour leader junior dan senior. Itu pun biasanya tak tertulis di kartu nama, tapi sudah diketahui di kalangan tour leader.
Untuk naik tingkat, seperti juga kebanyakan profesi lain, tidak bisa sama lamanya pada tiap tour leader. Semua kembali kepada masing-masing individu. Selain  jam terbang, ada pelatihan-pelatihan (coaching clinic) untuk pengenalan dan persiapan bagi seorang tour leader sebelum membawa klien ke daerah wisata.
    Dalam coaching clinic Eropa, misalnya, bukan hanya mengenal rute dan objek wisata yang direkomendasikan, tour leader akan belajar manajemen waktu dan cara menggunakan alat GPS. Dari situ, seorang tour leader dapat belajar mengatur waktu agar wisatawan dapat mencapai target tempat yang dikunjungi dengan waktu yang tersedia.
“Manajemen waktu tur di Eropa saat musim panas yang waktu terangnya lebih panjang akan berbeda dengan pada saat musim dingin yang waktu terangnya lebih sempit,” ujar Priyadi.(Nuri Fajriati)



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?