Career
Jadi Sarana Intimidasi

17 Nov 2014


Laura Kray, leadership professor dari Haas School of Business, University of California, Amerika Serikat, mempelajari pandangan pria dan wanita tentang etika bisnis. Dalam studi yang dilakukan pada tahun 2012, ia menemukan bahwa ego, harga diri, dan motivasi pria cenderung lebih besar daripada wanita.  Dengan kata lain, kalau wanita perlu berpikir dua kali untuk melanggar etika, mungkin pria hanya perlu sekali berpikir, demi mendapatkan keinginannya.

Kecenderungan ini, menurut Ami, terjadi karena budaya feodal yang begitu mengakar dalam masyarakat, terutama di negara-negara Timur. Dalam budaya feodal, posisi wanita cenderung menjadi nomor dua. Selain itu, pria juga dibebani pemahaman bahwa mereka tidak pantas kalah dari wanita. Motivasi mereka untuk menang lebih kuat sehingga lebih besar kemungkinannya bagi kaum pria untuk menghalalkan segala cara.
Hal ini yang dinilai menjadi penyebab mengapa wanita sering kali menjadi korban sasaran intimidasi saat bernegosiasi.  Apalagi wanita cenderung mudah merasa tidak enak atau segan, sehingga sering dimanfaatkan lawannya.

Ami melihat ada semacam kegamangan di sini. “Wanita sedang berusaha untuk meraih posisi tinggi dan banyak kesempatan yang sebetulnya bisa diraih, tetapi terbentur pada pandangan sebagian masyarakat yang masih menilai bahwa pria itu harus lebih unggul,” tutur Ami. Hal ini yang tanpa disadari membuat sebagian wanita merasa harus menahan diri supaya tidak terlihat agresif.

PRIMARITA S. SMITA

   



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?