Career
Back To Work

18 Nov 2013

Berada di puncak karier  nyatanya tak membuat wanita ingin bertahan dan terus melanjutkan kariernya. Survei tentang wanita dan kepemimpinan, Unleashing Women Leadership in Indonesia, yang dilakukan McKinsey&Company dan femina tahun 2013, menemukan fakta tentang banyaknya tantangan yang dihadapi wanita bekerja dalam berkarier.

Salah satu tantangan terbesar adalah double burden syndrome yang membuat wanita merasa karier akan menghambat perannya dalam mengurus keluarga. Kondisi lingkungan kerja yang tidak menyediakan fasilitas day care juga menjadi tantangan tersendiri bagi 49% wanita bekerja. Sedangkan 43% lainnya mempermasalahkan kurangnya fleksibilitas waktu kerja. Hal ini membuat wanita memilih berhenti di awal karier mereka demi mengurus keluarga.

Namun, apa boleh buat, besarnya tuntutan hidup, keinginan kembali eksis di dunia kerja, hingga mengejar passion hidup, membuat mereka harus kembali bekerja, meski tak sedikit yang harus menyesuaikan diri lagi. Sebenarnya, asal tahu cara menyiasatinya, Anda bisa melejitkan karier yang dulu pernah terhenti.  
        `
Menurut Tuti Indra Fauziansyah, konsultan karier dari Iradat Konsultan, keinginan untuk kembali bekerja  setelah lama tak bekerja bukanlah hal yang mustahil dilakukan, namun memang butuh persiapan matang untuk memperkecil hambatan yang mungkin timbul. “Yang terpenting adalah mempersiapkan mental dulu. Anda harus benar-benar yakin ingin kembali bekerja. Karena, ke depannya tentu banyak hal yang perlu dikejar,” kata Tuti.

Tuti menambahkan, pesatnya perkembangan teknologi membuat sistem dan budaya kerja berubah. Dunia kerja saat ini tak sama dengan dunia kerja yang Anda tinggalkan dulu. Inilah yang harus dicermati oleh mereka yang kembali masuk ke lingkungan kerja. “Karena, jika tidak dicermati dengan baik, hal ini dapat menghambat adaptasi dengan tuntutan kerja,”  kata Tuti.

Ditekankan Tuti, ketika seseorang memasuki kembali dunia kerja,  hal yang ia hadapi kemudian adalah bagaimana beradaptasi dengan lingkungan barunya. Agar sukses, menurut Tuti, kuncinya adalah bersikap terbuka dan selalu bersedia mencari informasi sebanyak-banyaknya. “Yang penting jangan bersikap sok tahu agar proses adaptasi bisa berjalan baik,” kata Tuti.

Minimnya pengalaman sebagai konsultan komunikasi juga jadi hambatan untuk beradaptasi dengan pekerjaannya. Maka, untuk membekali diri di dunia kerjanya kini, ia memilih banyak berguru kepada atasannya. Menurut Tuti, jika ingin masuk ke dalam bidang pekerjaan yang berbeda dari pekerjaan sebelumnya, Anda memang perlu mencari tahu apa tuntutan dari bidang tersebut. Pelajari situasi dan jenis tugas yang baru dengan saksama.

“Gali informasi sebanyak mungkin melalui rekan kerja atau atasan yang menguasai bidang tersebut. Dan yang terpenting, kenali motivasi yang mendasari keinginan Anda untuk mulai berkarier di bidang itu,” kata Tuti. Menurutnya, tak ada cara lain untuk mengejar ketertinggalan selain kemauan untuk belajar dan menempatkan diri sebagai seseorang yang siap untuk menyerap segala ilmu.

Kembali ke dunia kerja berarti Anda harus siap dengan segala konsekuensinya, dan sadar dengan harga yang harus Anda bayar. Rasa cemas mungkin saja timbul, tapi Anda harus menghilangkannya. Kecemasan itu bermacam-macam: takut gagal, takut tak lagi menjadi ibu yang baik untuk anak-anak, takut tidak disukai, takut mengambil kesempatan, hingga takut memiliki ambisi. Tanpa rasa takut, niscaya wanita akan lebih leluasa meraih sukses profesional dan kepuasan pribadi.  
 



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?