Career
Menghindari ‘Pembajakan’ Karyawan

16 Jun 2011

Sengitnya persaingan bisnis seperti sekarang, pergantian (turn over) karyawan memang sering kali tak terhindarkan. Yang lebih rumit, dalam satu periode tertentu, aksi pengunduran diri ini bisa saja dilakukan beramai-ramai. Bukan saja ia harus kehilangan banyak anak buah sekaligus, tapi di saat yang sama, semua tugas tetap harus rampung seperti biasa. Padahal, merekrut anak buah baru membutuhkan waktu yang tak sedikit. Sebagai atasan, Anda jangan buru-baru panik, apalagi menyalahkan diri sendiri. Kuasai strateginya agar biduk Anda tak perlu tenggelam.

Sri Adiati (Ati), junior partner di lembaga konsultasi SDM, EXPERD, mengatakan, kehilangan karyawan karena pengaruh iming-iming imbalan yang lebih baik dari perusahaan lain, sebenarnya bukan hal baru di dunia kerja. ‘Pembajakan’ oleh perusahaan lain merupakan pemicu terbesar hengkangnya beberapa karyawan sekaligus, atau kerap diistilahkan sebagai ‘eksodus’.

Eksodus rawan terjadi di jenis-jenis industri yang pemainnya sedikit, namun kebutuhan sumber daya manusianya besar. Sehingga, karyawan yang punya keahlian akan sangat diminati oleh kompetitor, terutama yang sedang melakukan ekspansi. Karena itu, ‘membajak’ karyawan yang sudah pasti akan lebih praktis dan efisien. Untuk itu, kompetitor rela menawarkan iming-iming gaji dan fasilitas yang lebih baik.

Sistem kepemimpinan yang otoriter serta senioritas yang kaku juga bisa memicu tingkat percepatan pergantian karyawan (turn over). Sebab, di zaman yang mementingkan profesionalisme kerja seperti sekarang, tradisi seperti itu sudah lama tidak lagi diterima. Sebaliknya, di dunia kerja zaman sekarang, karyawan justru menjadi ujung tombak kekuatan dan kesuksesan sebuah perusahaan.
Kehilangan karyawan juga bisa juga disebabkan oleh kebijakan pemotongan jumlah karyawan, misalnya untuk tujuan perampingan divisi, oleh pihak perusahaan.

Banyak faktor yang memengaruhi loyalitas seseorang agar mau tetap menjadi bagian dari sebuah perusahaan. Eksodus juga bisa terjadi karena ketidakpuasan karyawan terhadap atasan atau sistem di dalam perusahaan. Hindari mentalitas ‘paling tahu segalanya’, hanya karena posisi Anda lebih tinggi daripada mereka. Karena, bukan tak mungkin, bawahan Anda sebenarnya lebih pintar dalam hal-hal tertentu. Membuat karyawan betah juga merupakan kunci kesuksesan dan kesehatan perusahaan secara jangka panjang.

Tak cukup hanya meningkatkan kualitas tim secara internal, Anda perlu aktif memantau kegiatan kompetitor atau pendatang baru di bidang industri Anda. Kehilangan seorang karyawan berarti juga kehilangan investasi (waktu, pengetahuan, dan keahlian), serta menurunnya semangat kerja karyawan lain. (f)



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?