Sex & Relationship
Tolong Pasanganku Drama King!

22 Jul 2013


Hanya karena lupa tidak membalas SMS, suami lantas mendiamkan Anda seharian. Cuma gara-gara lupa mengucapkan ulang tahun, kekasih terus-menerus mengungkit kealpaan yang amat manusiawi ini sembari berkoar-koar bahwa ia memang tidak punya tempat spesial dalam kehidupan Anda. Duh, drama sekali! Apakah gejala hormonal mood swing yang kerap menyerang wanita setiap bulannya juga mulai menjangkiti kaum pria? Bagaimana Anda menyikapinya, dan sampai mana batas toleransinya?

MENGENALI DRAMA KING
Siapa sangka sosok dengan ulah kelewatan yang selama ini hanya Anda lihat dalam karakter tokoh sinetron atau opera sabun ternyata menjelma dalam diri pasangan? Sampai Anda harus berkali-kali bertanya pada diri sendiri, sebenarnya Anda sedang bermain drama, atau ini benar-benar kenyataan.
 
Pria drama king juga punya kecenderungan mudah menarik kesimpulan. Dan seringkali, karena hanya dilandasi emosi, kesimpulan tersebut adalah salah! Hanya karena lupa mengucapkan selamat ulang tahun, kekasih langsung mengambil kesimpulan bahwa ia tidak pernah punya kedudukan spesial di hati Anda. Atau hanya karena lupa membalas sms, Anda langsung dituding mengabaikan pasangan. Drama, ’kan?

Pria drama king memang lihai mengolah hal yang sepele menjadi hal yang besar. Menurut psikolog relationship Roslina Verauli, sebenarnya kegemaran drama king dalam mendramatisir suatu kondisi atau situasi ini dilatari oleh ketidakmampuan mereka dalam mengelola emosi-emosi yang ia miliki secara tepat.

“Setiap punya masalah emosional hanya didiamkan, tidak dibenahi. Sehingga, ketika dihadapkan pada masalah yang serupa, maka simpanan emosi negatifnya akan meluap. Akibatnya, ia menjadi sosok yang lebih mudah marah atau histeris, dan lebih cenderung menyalahkan situasi atau melemparkan kesalahan pada orang lain,” papar Verauli.

Seorang drama king juga bukan seorang pemaaf yang baik. Padahal tak ada makhluk yang sempurna dan terbebas dari kesalahan. Baik Anda maupun pasangan memiliki peluang untuk mengecewakan dan dikecewakan. Sehingga, selama ada saling menghargai dan keinginan tulus untuk menjaga hubungan, maka pasangan tersebut akan mampu melewati masa-masa tidak enak itu. Tetapi, berbeda dengan cara pandang drama king. Ia punya kecenderungan untuk menyeret masalah, meski sebenarnya masalah itu sudah tidak ada lagi.


JANGAN MAU TERJEBAK!

Lawan yang sepadan. Itulah yang coba dicari oleh drama king. Seperti umumnya drama, ia membutuhkan peran pendamping. Dan tak ada karakter peran yang cocok, yang mampu memberi suapan ego terhadap dirinya selain daripada seorang drama queen. Ingin meladeni atau tidak, semua bergantung pada Anda!

Verauli mengatakan bahwa seorang drama king selalu berusaha memancing emosi kita. Hal ini terjadi karena pasangan secara emosional tidak matang. Sebab, seseorang yang dewasa tidak akan mengedepankan emosi, tapi mengutamakan rasionalitas. Hadapi ledakan drama emosi pasangan dengan menempatkan diri sebagai silent observer. Tugas Anda di sini hanyalah mengamati tanpa melibatkan emosi.

”Jangan diambil hati. Tetapi, hadapi sikap emosi kekanak-kanakan pasangan dengan kedewasaan Anda,” ujar Verauli. Toleransi emosi yang besar pada diri orang yang dewasa memampukannya memahami emosi dengan baik. Alhasil, Anda bisa bersikap lebih tenang dan relaks saat menghadapi pasangan yang berusaha memukul genderang perang. ”Setelah tenang, bantu pasangan untuk merespons masalah dengan lebih faktual. Bantu dia untuk lebih realistis,” lanjut Verauli.

Bagaimanapun, Verauli menegaskan bahwa ada batas toleransi yang mesti Anda perhatikan. Anda harus cermat untuk memisahkan antara drama dengan kondisi yang mengikutsertakan gangguan psikis. Indikasinya adalah apakah kondisi ini telah mengganggu fungsi hidup Anda sehari-hari. Atau, sebaliknya, apakah fungsi hidup pasangan terganggu karena terlalu ricuh mengurusi Anda.

“Pada saat hal ini terjadi, artinya Anda berdua harus meminta bantuan tenaga profesional, seperti psikolog untuk mengetahui adakah latar belakang traumatis yang memicu sifat drama pasangan,” tegas Verauli.

Naomi Jayalaksana



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?