Sex & Relationship
Tak Percaya Kebahagiaan Itu Ada

29 Jan 2014


Sejak kecil saya sering tidak bahagia,  saya dan ibu sering dipukuli ayah. Ini membuat saya berpikir tidak ada kebahagiaan sejati di dalam perkawinan. Setelah saya menikah dan memiliki anak, pun saya merasa tidak pernah bahagia seutuhnya. Kebutuhan keluarga sering tak terpenuhi, belum lagi saya merasa suami selingkuh.

Karina - Jakarta 

Menurut Psikolog Irma Makarim, berhati-hatilah dengan apa yang Anda pikirkan, katakan, dan inginkan. Karena, sesuatu yang Anda simpan dalam pikiran dan percayai sepenuh hati, bisa jadi kekuatan dan terwujud. Itulah sebabnya kita sebaiknya memiliki pikiran positif.

Bila Anda terus berpikir bahwa  tidak ada kebahagiaan sejati, pikiran itu akan memengaruhi dan mengendalikan Anda. Secara sadar atau tidak, sikap dan perilaku Anda akan berpijak pada apa yang Anda pikirkan. Jadi jangan heran jika Anda terus-menerus merasa tidak bahagia. Itu karena Anda menciptakan, memupuk, dan mewujudkan pikiran itu. Bila ini mengganggu hidup Anda, berubahlah. Kebahagiaan  ada di tangan Anda sendiri, bukan di tangan orang lain.

Keharmonisan berumah tangga juga erat hubungannya dengan sikap Anda berdua merawat perkawinan. Meski perbedaan dan kekurangan materi lumrah terjadi dalam sebuah perkawinan, namun saling pengertian akan membuat pasangan lebih mudah menemukan solusi. Ingat, kesejahteraan keluarga tak hanya soal uang, tapi juga menyangkut kedamaian hati. Daripada mengeluh terus soal kekurangan materi, lebih berpikir positif dan berusaha meningkatkan penghasilan keluarga.


Sedangkan menurut Psikolog Monty Satiadarma, Anda hanya mengenal hal yang tidak bahagia dan selalu mencari kebahagiaan. Bahkan saat kebahagiaan sudah ada di hadapan dan menyelubungi, Anda tetap tidak bisa mengenalinya. Anda hanya mampu melihat kondisi dari sudut negatif, selalu kekurangan, dan takut penghianatan. Bagi Anda, ketidakbahagiaan seperti sahabat yang selalu menemani.

Anda harus belajar mengenali kehagiaan. Jangan menutup hati. Untuk mengubah sikap dan sudut pandang Anda yang sering kali negatif, Anda harus belajar bersyukur terlebih dahulu. Bersyukurlah atas apa yang Anda miliki, jangan sebaliknya. Berterimakasihlah atas semua pengalaman hidup yang menyenangkan maupun tidak. Semua pengalaman itu akan memberi makna bagi hidup Anda saat ini dan masa datang.

Bersyukurlah bahwa Anda punya kesempatan untuk berupaya, meski mungkin belum berhasil. Setidaknya Anda sudah mencoba melakukan sesuatu yang lebih baik dari kemarin. Jangan hanya mengumpat pada kegagalan. Cermati sekecil apa pun hasil yang Anda raih. Jika Anda tak bisa mensyukuri hal kecil, Anda juga tak akan bisa menghargai hal yang besar. Bila dalam proses tersebut hadir ketidakbahagiaan, jangan biarkan ia menguasai pikiran Anda.(f)



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?