Sex & Relationship
Tak Mau Mengadopsi Anak

4 Nov 2012


Beberapa bulan sebelum menikah kekasih Anda ingin mengadopsi seorang anak hasil hubungan di luar nikah adiknya dengan sang pacar. Karena lelaki tersebut tidak mau bertanggung jawab. Namun, hati Anda berat, dan tidak sreg apabila harus mengurus anak orang lain, sebelum memiliki anak sendiri. setelah beberapa bulan menikah, kekesalan Anda makin menggunung dan seringkali bersikap ketus kepada suami. Anda takut tidak bisa memberi kasih sayang yang seharusnya kepada suami dan anak adopsi kami. Apa yang harus Anda lakukan untuk mengatasi rasa kecewa ini?

Menurut Psikolog Monty Satiadarma, masalah yang muncul sebelum menikah namun dibiarkan berlarut-larut hingga setelah pernikahan memang menimbulkan ganjalan terus-menerus. Jika tadinya belum ada ikatan, kelangsungan hubungan masih mungkin ditangguhkan karena ketidaksepahaman.

Keputusan sepihak memang sering kali membebani pihak lain karena pertimbangan yang timpang dari yang seharusnya dilandasi kebersamaan. Kini keputusan telah diambil dan pernikahan telah dilangsungkan, padahal Anda sendiri tidak siap menerima si kecil yang bukan dari rahim Anda. Namun, tidak layak juga menanggung beban yang bukan kehendaknya.

Sebenarnya, adik suami tetap mampu mengasuh dan membesarkan anaknya dalam status ibu tunggal. Dan, jika Anda tidak keberatan, suami Anda sebagai kakaknya mungkin saja memberi sebagian dukungan dana asuh dan pendidikan. Hubungan anak dengan ibu kandung merupakan hubungan alami terbaik. Keberadaan ibu mengasuh anaknya sendiri akan memberi dampak positif bagi anak. Sebaliknya, jika ia menyerahkan putranya begitu saja kepada orang lain, kelak anak akan mengalami kesenjangan emosional dengan ibunya sendiri. Ini juga kurang baik bagi perkembangan emosi anak itu sendiri. Jika kelak ia tumbuh dewasa dan menyadari bahwa ia dibesarkan orang lain, sementara ibunya masih ada, ia akan merasa dirinya dibuang. Cobalah pertimbangkan kemungkinan ini bersama suami.


Sedangkan Menurut Psikolog Irma Makarim, permasalahan Anda akan lebih baik bila diselesaikan sejak awal. Tetapi, karena kini semua ada di hadapan, maka mau tak mau Anda harus menghadapinya. Usahakan dengan hati yang lebih terbuka, tanpa menghakimi situasi yang ada.

Memang, pada saat krisis, sering kali orang merasa terdesak segera mengambil keputusan. Kelihatannya kondisi adik suami yang cukup memprihatinkan telah menggugah hati nurani K untuk memberikan bantuan secepatnya. Sayang, keputusan K  mengadopsi bayi adiknya menimbulkan kekecewaan yang mendalam dari diri Anda.
Kekecewaan Anda bersumber kenyataan tidak sesuai harapan Anda. Memang tidak mudah, namun membiarkan diri larut dalam kekecewaan hanya akan menyakiti diri sendiri. Anda perlu meninggalkan suasana ini dan berusaha membawa diri Anda ke posisi yang lebih netral. Salah satu cara yang mungkin dapat membantu adalah dengan melakukan aktivitas yang positif dan menyenangkan, seperti bermain games, melihat film yang menyenangkan dan lucu, memberikan bantuan kepada orang lain, bisa memindahkan fokus Anda.   

Bertemu dan berbicara dengan teman-teman yang positif juga bisa memberi ide-ide baru yang mungkin tidak terpikirkan oleh Anda. Ini semua mungkin akan mengurangi rasa kecewa dan melepaskan Anda dari kekecewaan, bahkan memberikan pandangan baru bagi Anda.

Cobalah juga untuk fleksibel dengan tujuan Anda. Bila tujuan Anda semula memberikan kasih sayang hanya pada suami dan anak yang lahir dari rahim Anda, kini Anda justru diberi kesempatan lebih untuk melimpahkan kasih sayang kepada keponakan Anda. Mungkin sudah waktunya untuk merenungkan dan fokus melakukan hal baik dalam kehidupan Anda.(f)
 




 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?