Sex & Relationship
Suami Tak Bisa Jadi Panutan

28 Oct 2013


Saya ingin anak-anak menjadi anak yang saleh dan taat beragama, tapi sayang suami saya tidak dapat diandalkan untuk memberi contoh. Saat bulan puasa misalnya, suami sering tidak puasa. Anak saya sudah berusia 5 dan 8 tahun, mereka bertanya-tanya mengapa ayahnya tidak puasa. Padahal suami berasal dari keluarga yang taat beragama. Saya sudah mencoba membicarakannya, tapi suami tetap tidak berubah.

Sintya - Bekasi

Menurut Psikolog Irma Makarim tiap orang tua ingin anak-anaknya bisa tumbuh dan berkembang baik. Harapan Anda agar anak menjadi saleh dan taat beragama, tentu akan lebih berhasil bila didukung oleh sikap hidup keluarga, terutama perilaku orang tuanya. Anak akan belajar lebih baik dengan melihat apa yang dilakukan oleh orang tua dan lingkungan terdekatnya. Memang inilah cara yang paling efektif.

Walaupun berasal dari keluarga yang taat beragama, bisa saja suami Anda berkembang dengan kebiasaan yang berbeda. Suami tentu punya alasan. Kekecewaan melihat orang yang semestinya jadi panutan namun malah menggunakan kedok agama untuk melakukan hal tidak terpuji, bisa jadi pemicu.

Tentu Anda kecewa karena sebagai ayah sikapnya tidak mencerminkan apa yang Anda inginkan. Tetapi, jangan terperangkap seakan-akan pendidikan anak hanya  bergantung pada suami.  Kalau suami kurang meyakini dan tidak menjalankan agamanya, bagaimana ia bisa memberi contoh bagi anak? Dalam bidang agama suami tak bisa menjadi panutan, tetapi mungkin ia mempunyai kelebihan di bidang lain yang dapat ia berikan kepada anak-anaknya.

Semua itu tak perlu dijadikan alasan untuk tidak memberikan bimbingan spiritual kepada anak. Kalau suami tak bisa diandalkan, janganlah bergantung kepadanya. Sebagai orang tua, bukan hanya suami, Anda juga memiliki kewajiban yang sama dalam mendidik anak. Apalagi bila Anda mempunyai keyakinan dan pengetahuan yang lebih luas dan dalam tentang agama. Bimbingan dari seorang ibu dalam membesarkan anak tak kalah pentingnya dalam pendidikan anak. Bila Anda menjalankan kehidupan beragama secara baik, Anda bisa jadi contoh bagi anak, bahkan suami Anda.

Sedangkan menurut Psikolog Monty Satiadarma, mencontoh merupakan salah satu cara efektif dalam dunia pendidikan, namun memang hal ini tidak terlalu mudah dilakukan oleh sosok panutan, karena justru panutan yang harus mengawali mengubah perilaku atau kebiasaannya agar dapat dijadikan contoh. Memaksa perubahan pada diri seseorang tidaklah bijaksana karena hal tersebut memang sebuah pemaksaan kehendak atas diri orang lain.

Memberi pemahaman dan pemaknaan akan suatu tindakan merupakan hal penting lain dalam dunia pendidikan. Memang masalah yang Anda hadapi adalah karena anak Anda masih berusia 5 dan 8 tahun, dan perkembangan kognitif mereka masih relatif terbatas untuk memahami makna ritual agama. Namun, Anda bisa melakukannya dengan bercerita (story telling), dan mengemukakan makna dari cerita Anda. Dalam dunia psikologi, hal ini juga merupakan bentuk mencontoh secara tidak langsung dan dikenal sebagai vicarious modeling.

Anda tentu bisa mendapatkan kisah-kisah indah orang-orang saleh dari berbagai sumber. Namun, perlu diperhatikan, cara penyampaiannya selaras dengan perkembangan nalar anak. Anda bisa minta bantuan konselor pendidikan anak untuk lebih memahami penyampaian verbal selaras dengan tingkat perkembangan anak. Dengan demikian, Anda juga menjadi sumber pemahaman makna perilaku bagi anak-anak Anda.(f)

Baca juga; Suami Kehilangan Arah




 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?