Sex & Relationship
Suami Ringan Tangan

2 Nov 2013


Anak saya (8) pernah melakukan kesalahan di sekolah. Saya tidak berani mengungkapkannya kepada suami. Saya sebenarnya tak ingin berbohong, tapi saya melakukannya karena takut anak akan dimarahi habis-habisan oleh suami atau malah dipukul. Suami kerap ringan tangan saat anak berbuat salah. Tepatkah tindakan saya?

Jenny - Tangerang

Menurut Psikolog Irma Makarim, idealnya kedua orang tua bisa menyatukan pandangan dan berkomunikasi terbuka dalam mendidik anak-anaknya, tetapi Anda dan suami kelihatannya punya cara yang berbeda. Suami Anda mungkin termasuk orang tua yang otoriter  dan cenderung menggunakan kekerasan dalam mendidik dan berkomunikasi dengan anak. Sebaliknya, Anda berusaha melindungi anak dari perilaku suami dengan segala cara. Perbedaan sikap ini bisa membuat anak bingung.

Tanpa disadari, sikap Anda memperlihatkan bahwa bukan hanya anak tetapi Anda juga hidup dalam ketakutan. Bila Anda menginginkan komunikasi terbuka dan mengubah keadaan,   Anda harus berani mengubah sikap Anda dulu. Sudah saatnya Anda ikut berperan aktif untuk mengakhiri tindak kekerasan suami.

Anda perlu menyadarkan suami bahwa orang tua adalah panutan bagi anak. Melalui apa yang diucapkan serta apa yang dilakukan sehari-hari, orang tua akan memindahkan nilai-nilai kehidupan pada anak,  baik yang positif maupun yang negatif.  Anak yang dibesarkan oleh orang tua yang pemarah dan melakukan tindak kekerasan, akan menjadi anak yang kurang percaya diri, pemberang, bahkan sering menjadi pelaku tindak kekerasan yang serupa terhadap lingkungannya. Sikap negatif orang tua akan meningkatkan perilaku negatif anak. Sebaliknya, bila orang tua membesarkan anaknya dalam suasana aman, di mana anak merasa dirinya dihargai, dicintai, maka anak  merasa dirinya bernilai dan akan tumbuh dengan penuh percaya diri. Besar dalam kondisi seperti ini akan meningkatkan perilaku positif anak.

Suami juga perlu diingatkan bahwa  tiap orang pernah melakukan kesalahan dalam hidupnya. Kalau orang dewasa saja begitu banyak berbuat kesalahan, apalagi anak-anak. Apa pun kesalahannya, sebagai orang tua, Anda dan suami harus menyadari bahwa anak ini baru berusia 8 tahun, yang masih harus belajar banyak. Dalam perkembangannya  tiap anak kerap berbuat kesalahan, mulai dari yang sederhana sampai yang cukup berat. Bukan diberi hukuman, karena memang hukuman tak akan pernah menghasilkan apa-apa atau hasilnya hanya  bersifat sementara. Mereka justru perlu dibantu untuk belajar dari kesalahan yang diperbuat. Sebagai pendidik di garis depan, orang tua wajib memberikan bimbingan yang benar pada anak. Dalam keluarga, Anda berdua maupun anak-anak harus bisa bicara tanpa rasa takut, dengan demikian komunikasi terbuka bisa berjalan.

Sedangkan menurut Psikolog Monty Satiadarma, jika Anda katakan bahwa suami kerap ringan tangan, maka suami perlu memperoleh bantuan profesional, untuk mengubah sikap dan tindakannya yang abusive. Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) tidak dapat dibenarkan dan merupakan tindakan pelanggaran hukum.

Mengubah perilaku dengan cara kekerasan hanya akan menimbulkan pola perilaku kekerasan yang baru di kemudian hari. Jika suami suka mendamprat dan mencemooh, ia tergolong individu yang melakukan tindakan verbal abuse. Jika ia memukul, ia tergolong melakukan tindakan physical abuse. Bentuk abuse sesungguhnya merupakan tindakan frustrasi ketidakberdayaan mengendalikan fungsi nalar dan mengalihkan ke tindakan pemaksaan verbal atau fisik ke pihak lain yang dipersepsi lebih lemah.

Namun, jika anak memperoleh perlakuan berbeda dari kedua orang tua, apalagi pada kutub ekstrem (ayah keras, ibu amat melindungi misalnya), ia belajar inkonsistensi dari kedua orang tuanya. Di masa dewasa ia akan cenderung bertindak inkonsisten pula, dan hal ini dapat membawanya ke bentuk gangguan perkembangan kepribadian.
Oleh karena itu, ada baiknya Anda menghubungi konsultan profesional di wilayah Anda untuk mengatasi hal ini. Karena, ragam permasalahannya cukup sensitif dan Anda harus  waspada dalam mempertimbangkan tindakan agar tidak merugikan anggota keluarga  mana pun.(f)

Baca juga: Waspada bila suami memukul


 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?