Sex & Relationship
Suami Pilih Kasih

9 Dec 2013


Saya memiliki dua anak, yang pertama perempuan, yang kedua laki-laki. Saya perhatikan suami sepertinya lebih memperhatikan anak kedua saya, misalnya selalu mengajaknya bermain dan belajar saat pulang kerja, tetapi tidak begitu pada anak pertama saya. Begitu juga dengan keluarga suami. Saya khawatir ini akan memengaruhi mental dan percaya diri anak. Kepada suami saya bisa bicarakan, tapi bagaimana dengan keluarga besarnya?

Lia - Medan

Menurut Psikolog Irma Makarim, tiap anak, apakah dia seorang perempuan atau laki laki, mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan perawatan, pendidikan, perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya. Idealnya dalam membesarkan anak-anaknya orang tua tak boleh membedakan berdasarkan gender. Semua anak akan berkembang maksimal bila diberikan kesempatan oleh orang tua dan lingkungannya. Saat ini kita sudah melihat bagaimana majunya kaum perempuan di seluruh dunia.  Alangkah memprihatinkan kalau saat ini orang tua masih membedakan perhatian dan pendidikan anak-anaknya secara gender.

Sebagai seorang ibu tentu Anda merasa prihatin pada sikap suami dan keluarganya, tetapi Anda perlu berhati-hati dalam mengambil kesimpulan ini, sebelum mengetahui secara jelas alasan dari sikap suami. Semata ingin mengutamakan anak lelakinya atau memang ada alasan lain.

Perkembangan anak berbeda-beda, sehingga perhatian yang diberikan juga perlu  disesuaikan dengan kebutuhan anak yang bersangkutan. Ini terkadang  disalahartikan sebagai membedakan anak. Dalam kondisi khusus seperti ini, untuk menghindari kesalahpahaman dan iri hati, orang tua perlu memberi tahu anak-anaknya yang lain mengapa  memberikan perhatian lebih, dan kalau perlu ikut melibatkan mereka dalam membantu saudaranya.

Jika tak ada alasan khusus, tentu Anda perlu membicarakannya pada suami. Ungkapkan keprihatinan Anda pada sikap suami dan dampaknya pada anak. Sikap suami bisa membuat anak perempuan Anda merasa dirinya kurang berharga di hadapan ayahnya dan akhirnya akan membuatnya kurang percaya diri. Sedangkan perhatian yang diberikan secara berlebihan pada anak lelaki bisa saja membuatnya menjadi manja dan akhirnya malah menghambat kemandiriannya. Anda bisa membantu membukakan mata dan hati suami lewat buku tentang pengasuhan dan perkembangan anak. Mudah-mudahan  suami bisa mengubah sikapnya, dan perubahan itu menginspirasi keluarganya juga. Kalau ini belum tercapai, mintalah suami untuk berbicara dengan keluarganya.

Menurut Psikolog Monty Satiadarma, bersyukurlah jika Anda bisa membicarakannya dengan suami, karena sebagai ayahnya memang ia turut bertanggung jawab atas perkembangan pribadi kedua anaknya. Anak akan cukup bahagia jika diberikan perhatian dan kasih sayang dari kedua orang tua dan tidak harus dari orang lain, walau idealnya tentu perhatian dan kasih sayang dari keluarga besar akan turut memberi makna.

Hilangkan rasa cemas dan khawatir Anda, karena kecemasan dan kekhawatiran Anda sendiri akan turut membentuk persepsi Anda terhadap perkembangan pribadi anak, dan mereka akan berkembang sejalan dengan persepsi orang tua. Oleh karena itu, hal yang amat penting adalah Anda bersama suami saling bahu-membahu membantu perkembangan pribadi anak sesuai dengan potensi masing-masing. Berbeda perhatian boleh saja atas landasan berbedanya minat mereka, dan bukan membedakan kasih sayang dengan memprioritaskan yang satu dengan yang lainnya.

Tidak ada salahnya juga jika Anda menghubungi konselor setempat untuk memperoleh lebih banyak informasi mengenai aspek pendidikan dan pengembangan yang perlu diberikan oleh orang tua pada anak.(f)
 



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?