Saya baru menikah beberapa bulan dengan suami. Setahu saya, selama ini ia pria yang kalem dan alim. Setelah menikah ia juga mau berhenti merokok. Tapi, baru-baru ini saya mendapat laporan dari teman-temannya bahwa saat saya sedang ke luar kota, suami saya melakukan hal yang sebaliknya: mabuk-mabukan dan pesta dengan banyak wanita. Saat kembali ke rumah, ia kembali terlihat alim. Saya sungguh sedih.
Susiana - Bandung
menurut Psikolog Irma Makarim apakah sebelum menikah Anda sudah betul-betul mengenal suami Anda? Apakah sebetulnya Anda sudah mengenal sisi lain suami itu, tetapi berharap suami akan berubah setelah menikah? Memang banyak pasangan yang berubah setelah menikah, tetapi banyak juga yang tidak. Perubahan seharusnya terjadi karena kesadaran sendiri, bukan karena tuntutan orang lain, termasuk istri. Anda tak bisa mengubah seseorang, jika ia tidak menginginkannya.
Jika selama ini suami ternyata bermuka dua, menurut di hadapan Anda tetapi memberontak di belakang Anda, mungkin suami hanya ingin menyenangkan hati Anda dan terpaksa berubah. Akibatnya, ia tidak bisa menampilkan dirinya yang sesungguhnya di rumah.
Ini juga berarti ada yang salah dengan komunikasi antara Anda dan suami. Bila Anda mengharapkan kejujuran suami, mulailah membangun komunikasi terbuka. Dengarkan apa keinginan suami, dan ungkapkan harapan Anda. Hubungan rumah tangga yang langgeng akan terbina bila kedua belah pihak dapat memperbaiki kekurangan. Bila tidak tercapai kesepakatan, dan suami tetap dengan sikapnya, berarti ia belum siap membina rumah tangga. Ini kenyataan yang pahit, namun belum terlambat untuk Anda menyadarinya dan memikirkan kelanjutan hubungan Anda berdua.
Sedangkan menurut Psikolog Monty Satiadarma, makukan evaluasi, apakah selama ini Anda terlalu dominan dan membuat aturan terlalu ketat dalam rumah tangga, sehingga suami bersikap patuh di hadapan Anda, namun bersikap sebaliknya di belakang Anda. Pemberontakannya di luar rumah bisa jadi indikasi bahwa suami sesungguhnya merasa marah dan melakukan protes terselubung. Keberhasilannya bertindak jauh berbeda merupakan kemenangannya mengelabui Anda. Dengan bersikap demikian, ia seolah-olah mendapat otoritas dalam rumah tangga.
Kemungkinan lain suami Anda enggan mengungkapkan keinginannya secara jujur, karena khawatir Anda bersikap reaktif dan akhirnya membuatnya merasa tak nyaman. Ia berpura-pura patuh untuk menjaga keamanan perasaannya sendiri. Akan lebih baik jika Anda tidak terlalu mengekang suami dan bersikap reaktif. Hal itu hanya akan menjadi pembenaran akan sikapnya di luar rumah yang seolah ingin terbebas dari belenggu.
Yang perlu Anda lakukan, pertama adalah berkonsultasi dengan pakar untuk mengendalikan kecenderungan suami bertindak lepas kendali sebagai reaksi atas rasa frustrasi dan rasa tertekan. Mungkin Anda harus berubah, dengan bersikap lebih bersahabat, tak lagi superior. Anda juga perlu melakukan perubahan sikap dalam membina komunikasi dengan suami. Lakukan komunikasi secara lebih terbuka. Anda harus siap menerima paparan serta ungkapan perasaannya yang mungkin Anda rasa kurang nyaman. Anda harus bisa menjadikan rumah Anda sebagai tempat yang nyaman baginya untuk menunjukkan jati dirinya. Habiskan lebih banyak waktu dengan suami tanpa bersikap otoriter. Mudah-mudahan dengan cara ini suami Anda akan lebih terbuka dan tak lagi merasa frustrasi.(f)
