Sex & Relationship
Suami Dendam Pada Ayahnya

28 Jun 2014


Sejak pacaran saya tahu suami tak akur dengan ayahnya. Ia dendam karena ayahnya dulu melakukan kekerasan pada ibunya dan meninggalkan keluarganya. Kini, setelah kami menikah 5 tahun, keadaan tidak berubah. Baru-baru ini ayah suami menelepon saya dan ingin menemui anak-anak kami, cucunya. Saya sebetulnya tidak keberatan, dari suaranya terdengar bahwa ayahnya sudah sangat tua dan kesepian. Kebetulan kedua orang tua saya sudah tiada, sehingga bagi anak kami, beliaulah kakeknya yang tersisa. Apa yang bisa saya lakukan?

Soraya – Cirebon


Menurut psikolog Irma Makarim, tugas orang tua untuk merawat anak-anaknya dengan penuh kasih sayang, dalam suasana aman dan saling menghargai. Sayangnya, tidak semua orang tua  melakukannya. Ironisnya, beberapa orang tua melakukan tindak kekerasan dalam rumah tangga atau meninggalkan tanggung jawabnya terhadap keluarganya. Mungkin suami Anda dibesarkan dalam suasana seperti itu. Tentu sulit bagi anak untuk memahami dan menerimanya. Kalau sampai saat ini suami masih dendam pada ayahnya, ini menggambarkan trauma yang dialaminya di masa lalu cukup berat baginya
Suami Andalah yang perlu lebih dahulu dibantu. Anda bisa membantu suami untuk memahami bahwa bila  suami tetap memelihara rasa dendamnya,  maka akan meracuni dan merusak diri sendiri. Karena itu, ia harus berusaha membebaskan dirinya dari kemarahan ini, dengan memaafkan perbuatan ayahnya di masa lalu. Dengan memaafkan, bukan berarti ia menyetujui tindakan yang telah dilakukan ayahnya,  tetapi membebaskan diri dari trauma yang masih melekat pada dirinya. Ini bukan dilakukan untuk ayahnya melainkan untuk dirinya sendiri. Memang tak mudah untuk melupakannya, tetapi suami bisa mengubah dampak dari kejadian  masa lalunya terhadap dirinya saat ini.
Awali dengan sebuah pertemuan dan tentunya kedua belah pihak harus tahu bahwa tujuannya adalah untuk kembali membina hubungan yang sehat. Perlahan-lahan ditingkatkan menjadi komunikasi yang lebih terbuka dari kedua belah pihak untuk mengungkapkan apa yang  selama ini dipendam dan apa yang ingin dilakukan untuk memperbaiki keadaan. Ketika ketegangan di antara keduanya bisa dicairkan dan  ayahnya mempunyai iktikad baik, mengakui kesalahannya, serta meminta maaf, maka akan lebih mudah bagi suami untuk memaafkan ayahnya. Dengan membangun kembali hubungan yang hilang, Anda bisa menghadirkan sosok kakek bagi anak-anak Anda, dengan catatan bahwa Anda berdua yakin bahwa beliau tak akan mengulangi tindak kekerasan baik fisik maupun verbal pada keluarga, terutama cucunya.

Sedangkan menurut psikolog Monty Satiadarma membutuhkan kebesaran hati untuk memberi maaf dan menepis dendam. Masa lalu yang pahit hendaknya tidak disimpan terus-menerus karena akan senantiasa menjadi bara dalam sekam, membawa pengaruh negatif pada perkembangan persepsi dan emosi. Masa lalu yang tidak menyenangkan sebaiknya ditinggalkan,   diganti dengan sikap pembaruan. Kalau kita membalas kebencian dengan kebencian lain, apa bedanya kita dengan yang membenci kita.
     Tidak layak kita memperbaiki kekeliruan dengan tindakan keliru yang baru. Biarlah yang keliru di masa lampau berada dalam sejarahnya, dan hadirkan tindakan benar sebagai pembaruan guna mengubah perjalanan sejarah hidup untuk menjadi lebih baik.



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?