Sex & Relationship
Suami Boros

29 Jul 2013

Suami hobi sekali belanja apalagi untuk hobinya yang mahal dan selalu berkilah ketika Anda memintanya untuk menabung. Karena itu sudah dua tahun ini Anda menyisihkan uang dan menabung tanpa memberitahu suami. Wajarkah begitu bila suami istri mengatur keuangannya sendiri-sendiri.

Menurut Irma Makarim, dalam sebuah rumah tangga, bila uang dikelola dengan baik bisa meningkatkan kenyamanan dan kesejahteraan keluarga. Tetapi, tidak jarang kita mendengar bagaimana masalah keuangan menimbulkan kendala yang tak ada habisnya, sehingga akhirnya mengganggu hubungan suami-istri dan perkawinannya. Biasanya, kondisi seperti ini akan muncul, bila pasangan tidak mampu mengelola keuangan rumah tangga secara bijaksana.

Berhati-hatilah  bila Anda mulai melihat gejala ini dalam rumah tangga Anda. Jangan biarkan uang menjadi kendala bagi Anda berdua dalam mencapai kondisi ini. Mengelola uang secara bijaksana, tidak berarti Anda tak punya kebebasan untuk mengelola pengeluaran pribadi masing-masing. Bila memang diinginkan, Anda berdua bisa mengelola keuangan pribadi. Tetapi, untuk keuangan rumah tangga, baik untuk pengeluaran sehari hari, cicilan rumah/sewa, tabungan dan asuransi, sebaiknya dikelola bersama-sama.

Anda berdua perlu menyediakan waktu untuk duduk bersama dan membicarakan pengelolaan keuangan rumah tangga secara rinci. Kalau masih mencukupi, tidak ada salahnya menyisihkannya untuk tabungan bersama.

Mungkin tidak mudah  mencapai kesepakatan yang ideal, tetapi dengan melihat kebutuhan rumah tangga secara rinci dan nyata, akan membantu menyadarkan suami untuk melihat mana pengeluaran yang pokok dan pengeluaran tambahan. Anda juga bisa memberi pemahaman kepada suami bahwa semua ini akan berperan dalam memelihara keharmonisan perkawinan.

Jika menurut Monty Satiadarma, perilaku boros merupakan salah satu masalah kendali gejolak emosi, ketika seseorang tidak mampu meredam keinginannya untuk memiliki sesuatu yang tidak mengandung manfaat. Perilaku ini dilandasi oleh kompensasi rasa keterbatasan, dan upaya untuk mengatasi keterbatasan tidak terarah pada sasaran yang tepat dan membentuk perilaku simbolik boros sehingga tidak pernah terpuaskan.

Sebagai contoh, seseorang yang di masa kecil tidak memperoleh perhatian yang cukup dari orang tua cenderung boros mencari perhatian dari orang lain dengan membelanjakan uang untuk pakaian mahal. Mungkin ia memakai pakaian tersebut agar diperhatikan orang lain, mungkin juga ia sekadar menjadi kolektor dan merasa dirinya memiliki sesuatu yang tidak dimiliki orang lain. Namun, perhatian dari orang tua di masa kecil tidak akan pernah diperolehnya lagi karena ia kini sudah dewasa, bukan lagi anak kecil. Kalaupun ia memperoleh perhatian dari orang lain, orang lain itu bukan orang tuanya.

Ada baiknya Anda memperoleh bantuan konselor untuk menjelaskan masalah ini kepadanya. Kemungkinan besar Anda butuh bantuan tenaga profesional untuk mengatur keuangan agar ia memiliki kewaspadaan terhadap dampak kondisi ekonomi di kemudian hari.



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?