Sex & Relationship
Suami Banyak Utang

29 May 2013

Anda saat ini sedang tidak bekerja karena menerima penawaran program pensiun dini dari perusahaan, dan tentunya mendapat pesangon yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pribadi, walau hanya beberapa tahun. Selama menikah, suami tidak pernah memberi uang 'jajan', bahkan Anda harus ikut menanggung kewajiban suami. Anda berdua mengelola uang masing-masing. Suami juga suka meminjam uang tabungan Anda dan tidak pernah mengembalikannya. Utangnya pun  banyak, di mana-mana. Anda benar-benar stres atas perilaku suami. Tapi, Anda bertahan karena mempertimbangkan perasaan anak-anak.

Menurut Irma Makarim banyak pasangan enggan membicarakan masalah uang. Padahal, kita semua tahu, uang menyentuh segala segi kehidupan kita. Dalam rumah tangga, uang sangat penting. Jika dikelola dengan benar, uang akan membantu meningkatkan kesejahteraan keluarga. Tetapi, bila dikelola tanpa tanggung jawab, ceroboh atau tidak jujur, uang bisa mengganggu hubungan suami-istri dan merusak rumah tangga.

Masalah Anda memang rumit. Jujur saja, Anda pun ikut berkontribusi, dengan memberikan pinjaman tanpa pengawasan yang benar. Padahal, Anda tahu suami tidak membayar utangnya dan tidak terbuka dalam mengelola uangnya. Tak heran bila Anda kehilangan respek terhadap suami, bahkan muncul keinginan bercerai. Ini jalan pintas yang belum tentu menyelesaikan masalah, bahkan mungkin jadi masalah baru.

Anda harus membantu suami menyadari tanggung jawabnya terhadap rumah tangga dan semua utang-utangnya. Awali dengan membicarakan semua masalah keuangan ini secara tuntas dan terbuka. Bila suami punya kendala dalam berbisnis dan mengelola keuangannya, anjurkan untuk minta bantuan penasihat keuangan profesional. Penting bagi suami melihat kekurangan dan kelebihan dirinya sehingga bisa menggali potensi yang dimilikinya. Bila ia memang tak andal berbisnis, mungkin perlu dipikirkan kembali bekerja sesuai potensinya. Suami perlu dibantu untuk bangkit kembali dan perlahan-lahan melunasi utangnya. Anda sendiri perlu mengelola pesangon Anda dan mencari sumber penghasilan baru. Sikap Anda dalam mengelola rumah tangga, keuangan, dan pekerjaan  bisa jadi contoh yang baik bagi suami dan anak-anak.

Anda selalu memberi pinjaman dan bergantung pada janji pengembalian. Namun, sekian lama Anda memberi dan berharap beroleh kembali, sekian lama pula Anda mengulang dan mengulang lagi. Ini semua pilihan Anda. Jika kondisi ini berlanjut, maka kondisi sama pula yang akan Anda alami. Tak akan ada perubahan, selama Anda tidak mengubahnya.

Boleh jadi suami hanya bermimpi, tetapi Anda adalah pendukung mimpinya. Sudah saatnya Anda membawanya keluar dari mimpi, menghentikan segala usaha janjinya. Dengan kata lain, tidak meminjamkan lagi selama belum ada pengembalian. Jika berlanjut, Anda pula yang harus menanggung segalanya. Ia boleh marah. Akan tetapi, selama ini terbukti, cara Anda menghindari kemarahannya berujung dengan kekeliruan. Jadi, ubahlah sikap Anda. Bersikaplah tegas, bukan karena tak ingin berbagi, namun karena keduanya harus menyadari kewajiban. Ia harus menyadari kewajiban mengembalikan utang, dan Anda harus menyadari kewajiban mengelola keuangan secara lebih disiplin dan realistis.

Jika ia bermimpi dan Anda penunjang mimpinya, Anda berdua dan anak Anda akan terjerumus bersama dalam kemelut utang. Bahkan, anak-anak yang tidak tahu- menahu harus turut mengemban tanggung jawabnya. Jangan biarkan kondisi  itu terjadi. Mereka masih punya masa depan yang panjang dan tak layak menanggung beban yang ditimbulkan oleh orang tuanya.



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?