Sex & Relationship
Romantisme Atau Logika

20 Aug 2013


Sudah hampir 10 tahun saya kuliah dan bekerja di luar negeri. Setiap kali menjalin hubungan dengan pria selain orang Indonesia, saya selalu merasa ada yang tidak sesuai. Saya merindukan pria Indonesia, tapi beberapa kali saya coba berhubungan dengan pria Indonesia, mereka seperti menjaga jarak dan tidak ingin menjalin hubungan serius dengan saya. Sepertinya impian saya tidak sejalan dengan kenyataan. Haruskah saya melupakan romantisme dan lebih menggunakan logika?

Kania - Perth

Menurut Psikolog Irma Makarim, berbagai hal ikut berperan dalam setiap hubungan yang kita bina.  Kalau dalam hubungan kasih khususnya, munculnya rasa cinta, romantisme, daya tarik dan berbagai kualitas yang dimiliki pasangan akan ikut mendukung terciptanya hubungan ini. Idealnya adalah kalau semua ini juga dibarengi logika. Tetapi  faktanya, tidak selalu berjalan demikian. Pada akhirnya hubungan kasih akan berlangsung sesuai kebutuhan masing masing pasangan.

Jangan terlalu berkecil hati bila Anda menghadapi hambatan dalam mewujudkan hubungan kasih. Mungkin memang tak mudah mendapatkan pasangan yang benar-benar sesuai selera dan kriteria yang Anda inginkan, tetapi bukan tak mungkin.
Hambatan, apapun bentuknya, lumrah dan  memang perlu dihadapi. Mungkin sudah waktunya untuk berpikir lebih terbuka dan tidak terlalu cepat menghakimi keadaan. Saat Anda merasa tidak cocok, mungkin itu karena Anda dan pasangan memiliki sikap hidup dan kebiasaan yang berbeda. Mengingat  Anda begitu lama bermukim di luar negeri dengan pola hidup sesuai situasi dan kondisi di sana.

Seperti, Anda terbiasa melakukan segala sesuatu sendiri tanpa terlalu banyak bergantung pada bantuan orang lain.  Dengan sendirinya ini juga membentuk perilaku, kemandirian, serta percaya diri, yang akan terlihat dalam sikap sehari-hari. Tidak semua pria terbiasa dengan kondisi ini, beberapa bahkan merasa terintimidasi oleh kemandirian wanita.
Mungkin inilah yang membuat mereka menjaga jarak. Ini biasanya terjadi pada pria yang kurang percaya diri, jadi bukan hanya pada pria Indonesia saja. Anda tak perlu meninggalkan romantisme, tetapi akan lebih bijaksana bila ini dibarengi cara berpikir  rasional.

Di lain kesempatan cobalah melakukan pendekatan dengan pasangan yang lebih percaya diri dan mempunyai pandangan lebih terbuka, yang mungkin akan  membawa lebih banyak kecocokan.

Sedangkan menurut Psikolog Monty Satiadarma, Anda telah mencampuradukkan romantisme dengan kebangsaan, padahal romantsime dan kebangsaan merupakan dua hal yang berbeda. Standar pasangan yang Anda harapkan mungkin terlalu kompleks, dan kompleksitas yang Anda bangun dalam benak Anda tentu akan semakin membuta pertimbangan Anda dalam bersosialisasi makin kompleks.

Akan lebih sederhana kondisinya jika Anda juga menyederhanakan standar hubungan sosial Anda tanpa diintervensi oleh batasan ras, agama, dan kebangsaan. Romantisme merupakan bentuk afeksi yang tumbuh di antara dua individu tanpa membedakan ras, agama dan kebangsaan.

Jangan paksakan diri pada sesuatu atau dengan seseorang yang tidak selaras dengan harapan Anda; sebaliknya selaraskan hidup Anda dengan kondisi yang layak secara realistis. Adakalanya harapan tidak selaras dengan kenyataan, dan Anda tidak bisa melarikan diri dari kenyataan kecuali jika ingin berada dalam alam fantasi. Dalam mengembangkan hubungan sosial, berikan kesempatan pada diri Anda untuk belajar selaras dengan realita yang ada walau ada standar harapan. Selanjutnya Anda harus menyesuaikan standar harapan dengan realitas lingkungan yang Anda hadapi.(f)




 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?