Sex & Relationship
Pentingnya Menyendiri

30 Jun 2014


Pentingnya ‘Menyendiri‘

Sering kali orang beranggapan bahwa ‘menyendiri‘ berarti pergi berlibur seorang diri beberapa hari atau mengurung diri dan melupakan masalah yang ada. Sebenarnya, ‘menyendiri‘ berarti waktunya Anda untuk fokus terhadap diri sendiri. Bisa juga berarti ‘istirahat' dari sosok diri kita yang diharapkan orang lain. Karena itu, bisa juga disebut  ‘me time'.

Penting diingat bahwa ‘menyendiri‘ yang Anda lakukan bukan berarti kabur atau melarikan diri masalah yang ada. Sebaliknya, inilah saat yang tepat untuk melihat kembali masalah Anda dan mencari solusi untuk menyelesaikannya. Saat berada jauh dari pasangan, rasa kesal atau emosi pada pasangan mungkin tidak terlalu meletup-letup sehingga tiap masalah yang ada bisa Anda lihat dengan lebih cermat.  

Menurut Dr. Monty P. Satiadarma, MS/AT, MCP/MFCC, psikolog dari Universitas Tarumanagara, saat menyendiri berarti Anda telah menyediakan waktu untuk diri sendiri. Pada saat itu, Anda bisa melakukan refleksi untuk melihat dan berbicara dengan diri sendiri. “Kegiatan ini bisa jadi sebuah aktivitas yang bersifat meditatif. Ibaratnya, kita kembali mengenali diri untuk menjadikan kita pribadi yang lebih baik. Dengan mengenali kembali diri Anda, maka Anda akan lebih mampu berbagi dengan orang di sekitar, termasuk pasangan.“

Kenyataannya, menurut Monty, tidak semua pasangan bisa menerima konsep ‘menyendiri‘ ini.  Budaya di mana wanita dianggap sepenuhnya hidup untuk mengabdi pada suami dan keluarga, membuat wanita pamali kalau ia pergi untuk menyendiri. Akibatnya, bagi wanita timbul rasa bersalah atau merasa egois jika mementingkan kebutuhan sendiri untuk menyendiri.

Sedangkan bagi suami, penolakan bisa muncul karena pandangan bahwa kenyataan pasangannya ingin sendiri itu berarti tanda ada masalah dalam rumah tangga dan kekurangan dalam dirinya. “Tak heran jika kemudian ia merasa tersinggung egonya saat pasangannya mengatakan,  “Saya mau pergi sendiri dulu,‘“ jelas Monty.

Yang kemudian terjadi adalah bisa saja istri keluar rumah tanpa sepengetahuan suami. Dampaknya, bukan masalah terpecahkan, justru timbul masalah baru. Misalnya saja, suami yang merasa tidak bisa menemukan istrinya lantas menduga istrinya diculik orang atau mengalami kecelakaan.

Kalau sudah begini, masalah yang sederhana bisa jadi rumit. Belum lagi di era jejaring sosial yang sangat luas, berita apa pun bisa dengan mudah menyebar dan membuat panik. Hal-hal seperti inilah yang sebaiknya  dipertimbangkan pula oleh  tiap pasangan.   
Itulah sebabnya, menurut Monty, dibutuhkan pemahaman dari suami-istri tentang adanya kebutuhan bagi pasangannya untuk punya waktu menyendiri. Pasangan yang berumah tangga memang merupakan satu kesatuan, satu entitas. Tapi, perlu disadari pula bahwa dalam kesatuan itu ada individu  yang masing-masing memiliki jati diri dan individualitasnya sendiri. "Individualitas ini perlu dijaga melalui pengembangan toleransi. Toleran artinya bisa menerima sikap dan tindakan pasangan secara dewasa,“ kata Monty.

Pada pasangan yang toleran dan cukup terbuka dalam berkomunikasi, mengungkapkan keinginan untuk menyendiri sesaat atau menjauh sesaat dari pasangan tentu tidak akan jadi masalah. Mereka biasanya lebih bebas menyatakan keinginan masing-masing, termasuk untuk pergi atau menyendiri sejenak selama beberapa hari.
Dijelaskan Monty, dalam sebuah hubungan pernikahan, suami-istri harus dipandang sebagai partner yang setara. Dengan demikian, Anda bisa membangun komunikasi yang baik, termasuk membuat kesepakatan bersama soal keinginan untuk menyendiri ini, jika memang diperlukan.

Ketika pasangan telah memahami kebutuhan Anda, bukan berarti sedikit-sedikit Anda langsung bilang: butuh menyendiri. Karena sebenarnya menurut Monty, justru kebersamaan dengan pasangan merupakan yang utama. Gunakanlah kepercayaan yang diberikan dengan baik.
Monty kembali menegaskan bahwa intinya jangan menambah masalah yang ada. “Jangan tiba-tiba menyendiri tanpa memberi kabar kepada pasangan atau keluarga sehingga menimbulkan kepanikan, misalnya. Gunakan kepercayaan pasangan secara bertanggung jawab. Jangan mentang-mentang diberi izin untuk pergi berlibur dengan teman-teman, malah melakukan perselingkuhan,“ tutur Monty. (NURI FAJRIATI)



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?