Sex & Relationship
Meraih Kebahagiaan Keluarga

8 Oct 2014


Saya dan suami sudah menikah belasan tahun dan punya 3 anak. Perlakuan dan kata-kata suami terus terang sering kasar dan tidak menyenangkan pada saya. Saya bersyukur ia tidak kasar pada anak kami. Anak-anak yang sudah mulai mengerti, pernah bilang, “mengapa tidak kita tinggalkan papa saja, ma.”
    Saya pernah hampir tak tahan, tapi tiba-tiba suami sakit berat dan butuh bantuan saya. Saya harus merawatnya sekaligus berusaha ˜menyembuhkan’ hati saya sendiri. Sedih rasanya keluarga kami harus mengalami ini untuk kembali bersatu. Bagaimana saya dan anak-anak bisa bahagia?

 Pramita - Jakarta.

Menurut psikolog Irma Makarim, memang tidak mudah berbagi hidup dengan pasangan pemberang, seperti yang selama ini Anda rasakan. Meski ia tidak bersikap buruk pada anak-anaknya, tetapi Anda bisa melihat sendiri bahwa dampak perlakuannya pada Anda tetap dirasakan mereka. Inilah yang akhirnya membuat anak-anak mengajak Anda untuk meninggalkan ayahnya. Dapat dimengerti bila Anda pada akhirnya tak lagi kuat bertahan dan berniat meninggalkan suami .
Tetapi rupanya kenyataan yang kini Anda hadapi berkata lain. Tentu bisa saja Anda jalan terus dengan keputusan Anda untuk berpisah, tetapi ini semua terpulang pada hati nurani Anda dan pertimbangkan secara  matang apapun yang keputusan yang Anda pilih.
Bila Anda merasa sangat dibutuhkan suami, bisa memaafkan, serta siap untuk kembali mendampingi suami, mungkin inilah panggilan Anda. Memang tidak mudah setelah apa yang selama ini Anda alami. Butuh segudang kesabaran dan ketegaran. Keikhlasan Anda dalam merawatnya akan memberikan banyak kemudahan. Memang, ini bukan kondisi yang ideal untuk kembali membina kedekatan dalam keluarga tetapi inilah kenyataan yang ada pada saat ini. Hanya yang berjiwa besar dapat menerima dan menjalaninya.
Namun Anda perlu sadari, kondisi seperti  ini  bisa membingungkan anak-anak. Di satu sisi mereka melihat bagaimana ayahnya memperlakukan ibunya dengan kasar, berlawanan dengan sikap ibu yang penuh dengan kesabaran dan kasih sayang membina  keluarganya. Kondisi seperti ini tidak mudah dicerna begitu saja.  Karena itu Anda perlu memberikan penjelasan pada anak-anak, sehingga mereka juga bisa memahami keputusan Anda dan belajar menerima ayahnya. Anda telah memperlihatkan nilai positif dalam membina keluarga, dan anak-anak akan belajar dari sikap yang Anda contohkan.

Sedangkan menurut psikolog Monty Satiadarma, perkembangan perilaku manusia tidak hanya dilandasi proses pembiasaan tetapi juga dari adanya umpan balik. Kebiasaan berlaku kasar akan tetap berlangsung pada diri seseorang jika tidak ada yang memberikan umpan balik padanya. Ia berlaku demikian karena selama ini ia tidak memperoleh umpan balik baik dari keluarga maupun dari lingkungan luar.
Anda sebagai pasangan hidupnya harus lebih berani dan bijak untuk memberikan umpan balik bahwa sikap kasarnya menimbulkan rasa sakit. Selama ini boleh jadi ia tidak mampu merasakan perasaan sakit tersebut; ia tidak mampu berempati, karena ia tidak memperoleh informasi yang memadai tentang hal itu.
     Amat memungkinkan jika Anda bersama suami memperoleh bantuan tenaga profesional untuk memperoleh umpan balik tentang pola hubungan yang kurang sehat ini. Di satu pihak ia berlaku kasar, di lain pihak Anda kurang memberikan masukan dan mungkin cenderung merasa tidak berdaya mengubah perilakunya, sehingga sikap Anda sendiri justru menjadi penunjang kelangsungan kebiasaan buruknya ini. (f)
 





 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?