Sex & Relationship
Menggantikan Peran Ibu

11 Sep 2013



Ibu saya sudah meninggal dunia, sejak saya SMA. Saya sulung dari dua bersaudara. Saya kemudian seolah menjadi pengganti ibu, dari membereskan rumah dan mengurus adik. Saat ini saya sedang merancang pernikahan. Karena ingin tetap mengurus ayah saya, saya mengajukannya kepada calon suami. Meski tidak langsung menolak, ada rasa enggan dalam suaranya. Adik saya saat ini kuliah di luar kota. Saya takut ayah saya merasa sedih dan ditelantarkan karena tinggal sendiri.

Dana - Bandung

Menurut Psikolog Irma Makarim, siapa lagi yang akan merawat orang tua yang telah berusia lanjut, kalau bukan anak sendiri. Apa pun yang menjadi alasannya, memang inilah yang lazimnya kita lakukan dalam kehidupan masyarakat kita. Dan alangkah baiknya kalau kebiasaan ini tetap kita lestarikan.

Cukup membingungkan, untuk berada di antara ayahanda dan calon suami. Namun, dengan ketulusan hati, Anda bisa mengatur kembali semua ini. Memang tak mudah untuk menyenangkan semua pihak. Tetapi, dengan melakukan sedikit kompromi, mungkin Anda semua tetap bisa menikmati kebersaman. Pernikahan memang akan membawa berbagai perubahan dalam hidup, yang penting adalah mengusahakan agar hati dan pikiran tetap terbuka dalam menerima dan menjalani perubahan ini.

Dengan menikah, bukan berarti Anda harus meninggalkan sahabat atau keluarga yang Anda cintai, namun dibutuhkan sikap bijaksana untuk memeliharanya sekaligus menjaga  rumah tangga yang baru ini.
Walau suami terlihat enggan, bukan berarti ini harga mati. Bicarakan dengan tenang.

Lihatlah apakah suami bisa menerima, kalau Anda berdua bisa tetap tinggal bersama ayah Anda. Tentu  dengan catatan, kedua belah pihak harus menjaga privasi masing-masing. Bila ini memang sulit diterima suami, hindari memaksakan kehendak. Ungkapkan kepadanya bahwa Anda tetap akan merawat ayah Anda, walau tak tinggal seatap. Ini bisa Anda usahakan dengan tinggal tidak berjauhan dari ayah Anda. Dengan begitu, suami tetap punya privasi dan ayah Anda tak kesepian.

Sedangkan menurut Psikolog Monty Satiadarma, Masalah seperti ini harus dibicarakan secara saksama dan dituntaskan. Selama ini Anda telah menjalani kehidupan dengan peran sebagai penanggung jawab utama rumah tangga. Ketika Anda memutuskan menikah, tentu Anda perlu membina rumah tangga,  apalagi jika kemudian Anda berketurunan.

Bisa dimengerti jika suami terkesan merasa keberatan karena belum apa-apa ia sudah merasa dinomorduakan. Anda sendiri harus memiliki sikap yang jelas, apakah siap menjalani kehidupan rumah tangga baru atau Anda belum cukup siap untuk itu. Memang benar, peran baru Anda sebagai istri tentu harus mendampingi suami, dan peran sebagai anak yang mengurus orang tua akan berkurang. Akibatnya, ayah Anda   merasa tersisih.

Anda perlu berbagi tugas dengan adik Anda dan mungkin harus menunggu kepulangannya usai kuliah. Itu pun jika adik Anda bersedia menggantikan peran untuk mengurus ayah Anda. Jika Anda memang belum cukup siap untuk menghadapi ini, Anda harus menunda keputusan menikah. Kecuali, jika suami tidak keberatan dengan peran Anda mengurus orang tua.(f)




 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?