Ketika keluarga suami masih sering mengajak mantan kekasih suami dalam acara keluarga, tentu saja mengundang rasa kesal dan cemburu. Tetapi melabraknya di depan suami? Hm... ternyata cara tersebut bukanlah yang paling bijaksana.
"Banyak cara untuk mengungkapkan kecemburuan Anda, tanpa lewat hardikan di depan orang banyak. Acara keluarga yang seharusnya ceria, jadi terganggu akibat guncangan emosional sesaat. Sekiranya Anda mampu menahan diri dan membicarakannya secara pribadi dengan suami dan tidak di depan orang lain, mungkin kondisinya akan berbeda. Hardikan Anda di depan keluarga telah menjatuhkan harga diri suami. Egonya terancam. Untuk mengatasi hal tersebut, ia berusaha mempertahankan diri dengan melakukan tindakan emosional yang setara," ujar Monty Satiadarma, psikolog.
Jangan berasumsi bahwa suami lebih mencintai mantan kekasihnya ketika ia seolah lebih berpihak kepadanya. Anda jadi makin merasa terancam, akibat tindakan Anda sendiri. Kalaupun asumsi Anda benar, peristiwa tersebut justru makin memicu keretakan hubungan Anda dengan suami. Bila asumsi Anda keliru, peristiwa tersebut justru menimbulkan ketegangan di antara Anda berdua. Tidak ada yang diuntungkan dari tindakan frontal yang Anda lakukan itu.
Langkah pertama untuk memperbaiki kondisi adalah dengan bersedia membuka diri dan meminta maaf kepada suami atas hardikan Anda. Siapa tahu pernyataan Anda menjadi refleksi diri bagi suami, sehingga ia juga dapat mengendalikan diri. Pada waktu yang berbeda dan kesempatan yang lebih baik, baru Anda utarakan keberatan Anda itu. Kemukakan padanya kecemasan Anda akan kehilangan dirinya. Ungkapkan perasaan Anda secara jujur, tanpa bernada tinggi. Dengan begitu, suami akan lebih mampu memahami perasaan Anda dan tidak melakukan tindakan serupa. (f)