Sex & Relationship
Ingin Lepas dari Kekasih Posesif

13 Feb 2013

Dulu.... saat berkenalan dan baru pacaran, kekasih sangat ‘manis’ dan baik. Tapi, lama-kelamaan ia mulai sering melarang ini dan itu. Selalu mengawal Anda ke mana pun. Bahkan suatu kali ia marah dan memukul. Minta putus, tapi ia malah mengancam. Anda takut meneruskan hubungan ini. Bisakah ia  berubah?

Menurut konsultan Irma Makarim, sebuah hubungan kasih seharusnya bisa dinikmati oleh kedua belah pihak. Bila salah satu pihak mempunyai rasa percaya diri yang kurang baik, biasanya ia akan berusaha menunjukkan kekuatan dengan berusaha menguasai dan mengendalikan pasangan seperti yang kini Anda alami.  Tindak kekerasan, apa pun penyebabnya, tidak bisa dibenarkan. 

Belum lama menjadi kekasih, ia sudah memperlakukan Anda sebagai barang miliknya yang dapat diperlakukan sesuai kemauannya. Dengan menerima perlakuannya, Anda memberi peluang bahwa memang Anda layak diperlakukan demikian.  Bila Anda tak bersedia, tunjukkan dengan jelas. Anda punya hak penuh terhadap diri sendiri. Anda tak perlu menjalani hidup ini dalam tekanan siapa pun, termasuk pasangan.

Perilakunya saat ini merupakan cermin perilakunya di masa depan. Kehidupan seperti inilah yang akan Anda hadapi seterusnya, bila tetap bersamanya. Sepertinya Anda masih berharap adanya perubahan perilaku kekasih. Hadapilah kenyataan. Perubahan mungkin ada, tapi sangat kecil, Kecuali ada kejadian besar atau kesadaran dari dirinya sendiri.

Keputusan tepat saat ini akan menentukan apa yang akan Anda dapatkan di kemudian hari. Jangan biarkan ancamannya menghalangi langkah Anda ke depan. Bila Anda merasa terancam, bicarakan hal ini dengan keluarga dan teman agar mereka tahu dan menjaga Anda. Bila ancamannya meningkat, usahakan bertemu hanya di tempat umum, yang  ada orang lainnya. Kalau perlu, minta bantuan orang atau pihak berwajib.

Sedangkan menurut konsultan Monty, harapan untuk mengubah sikap kekasih yang amat posesif amat tipis. Sikap santun di awal hubungan yang kemudian berubah menjadi amat posesif, apalagi disertai tindakan kekerasan, cenderung kian meningkat sekiranya hubungan tersebut berlanjut ke ikatan yang lebih erat. Perasaan terancam yang Anda alami sudah merupakan sinyal atau indikator bahwa sesungguhnya Anda dihadapkan pada potensi masa depan yang tidak nyaman. Tindakan kekerasan tidak dapat dibenarkan dan merupakan pelanggaran hukum. Apalagi jika kelak muncul kekerasan dalam rumah tangga, maka hal ini akan menjadi masalah hukum yang amat pelik.

Alangkah bijak jika Anda tidak menindaklanjuti hubungan ini. Tak perlu gentar dengan ancaman, karena Anda justru masih lebih berpeluang melepaskan diri sebelum ada ikatan perkawinan. Segala bentuk ancaman, fisik maupun mental, dapat diatasi dengan melibatkan yang berwajib, atau setidaknya Anda perlu memperoleh bantuan hukum guna menanggulangi masalah ini.



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?