Sex & Relationship
Ia Menyesali Pernikahan Kami

27 Jan 2014


Beberapa tahun lalu saat baru beberapa bulan menikah, suami mendapat beasiswa di luar negeri. Anda yang saat itu tengah mengandung tentu tak ikut. Saat melahirkan hingga anak berusia beberapa bulan suami tidak di samping Anda. Apakah itu membuat suami jadi tidak sayang dan dekat dengan anak? Tak hanya itu, suami juga pernah bilang menyesal menikah denganAnda. Ajakan Anda untuk datang ke konsultan perkawinan pun ditanggapinya dengan marah dan tersinggung.

Menurut Irma Makarim, keputusan untuk menikah adalah salah satu keputusan penting dalam kehidupan orang dewasa, karena itu sepatutnya diambil setelah melalui pertimbangan matang. Apabila pasangan belum siap, sering kali muncul perasaan terbebani dan akhirnya kurang nyaman menjalani perkawinan ini. Kondisi seperti ini bisa terjadi, tapi yang penting, jangan biarkan Anda berdua terus-menerus terperangkap di dalamnya.

Sebagai pasangan dewasa, Anda berdua perlu memahami bahwa perkawinan memang ada pasang surutnya. Kebahagian dan kesedihan datang silih berganti. Perkawinan tidak dengan sendirinya berjalan baik, perlu usaha, perawatan, kesungguhan hati, dan tanggung jawab Anda berdua. Kebahagiaan berada di tangan Anda masing-masing. Sayangnya banyak pasangan berusaha mengingkari tanggung jawabnya dengan saling menyalahkan ketika menghadapi kesulitan. Bahkan sebagian menyesali perkawinannya tanpa berbuat apa pun untuk memperbaikinya. Bukan saja tidak menyelesaikan masalah, ini malah memperburuk keadaan.

Bila Anda berdua ingin memperbaiki semua ini, mulailah melakukan perubahan, diawali komunikasi lebih terbuka. Ungkapkan apa yang dirasakan selama ini. Siapkan juga hati Anda karena keterbukan juga bisa menoreh luka di hati. Anda berdua akan bisa memperbaiki keadaan  atau mengobati luka, kalau menyadari ada yang perlu diperbaiki atau diobati.

Mungkin suami sebenarnya belum siap membangun rumah tangga atau mempunyai anak, sehingga tanggung jawab  terasa berat baginya. Ini bisa membuatnya merasa terperangkap dalam perkawinan dan mengungkapkan penyesalannya. Ini tentu menyakitkan bagi Anda, tetapi ini hanya bisa terjadi bila Anda membiarkan diri larut dalam kesedihan atau mengasihani diri sendiri. Lebih baik lakukan perubahan dan bangkit untuk meraih kebahagiaan.

Tidak perlu menunggu cintanya atau menghakimi bagaimana suami dalam sikapnya terhadap anak. Sebaliknya, perlihatkan perhatian dan kasih sayang Anda dalam merawat anak dan memelihara hubungan dengan suami.  Dengan menciptakan suasana yang penuh cinta dan rasa nyaman, bukan hanya Anda dan ananda, suami juga bisa ikut menikmati suasana baru. 

Menurut Monty Satiadarma, perlu diketahui dulu apa yang membuatnya mengatakan menyesal atas pernikahannya bersama Anda. Masalahnya terletak di sana. Apakah selama ini kerap terjadi konflik rumah tangga, dan apakah setelah punya anak perhatian Anda kepada suami banyak berkurang karena fokus Anda sebagian besar pada anak?

Kepergian belajar ke luar negeri tidak bisa jadi alasan hilangnya rasa cinta, bahkan dalam banyak kasus justru menimbulkan kerinduan yang mendalam. Tetapi, jika kemudian rasa sayang itu pupus amat boleh jadi karena ia merasa terabaikan oleh istri karena istri amat peduli dengan anak dan tidak peduli dengan dirinya. Selanjutnya anak menjadi kompetitor dirinya dalam memperoleh perhatian dari istri

Coba Anda simak dulu perjalanan hidup Anda bersamanya dari selama pacaran hingga beroleh keturunan dan sampai pada saat ini. Jika ia keberatan ke konsultan perkawinan, tidak ada salahnya Anda mencoba menelaah masalah ini bersama konsultan untuk menemukan sumbernya yang mungkin saja ada pada diri Anda sendiri, dan melalui pembenahan sikap amat boleh jadi kondisinya bisa lebih membaik.



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?