Menurut saran Irma Makarim, keengganan dan kesulitan dalam mengungkap hubungan Anda dengan B pada orang tua menunjukkan Anda sudah merasakan kepincangan dalam hubungan ini. Status B sudah jelas masih terikat perkawinan. Renungkan kembali apa yang sebenarnya Anda inginkan dari hubungan ini. Tanyakan pada diri Anda sendiri, mungkinkah Anda merencanakan sebuah perkawinan bahagia dengan kondisi ini. Apakah Anda bisa menerima status B apa adanya dan menerima hubungan tanpa masa depan.
B sudah dua tahun berpisah, dan dalam waktu yang cukup lama ini B masih juga belum bisa menentukan apa yang sebenarnya ia inginkan dengan hidup dan perkawinannya. Ia tak berani meninggalkan perkawinannya dan tak berani membuka kehidupan baru. Berarti B tak mau mengambil keputusan karena pada dasarnya juga tak berani menanggung risiko perceraian. Cara B mengalihkan tanggung jawab pada ibunya, yang kebetulan menentang perceraiannya, menunjukkan bahwa B melarikan diri dari tanggung jawabnya. Inilah kenyataan yang perlu Anda cerna.
Intinya, B telah menunjukkan dirinya memang tak mampu menghadapi masalah kehidupannya sendiri dan pasangannya. Ia tak melepaskan Anda, tetapi juga tak mau memberikan status yang layak bagi Anda untuk menjadi pasangannya. Apakah Anda layak mendapatkan perlakuan seperti ini dan layakkah B jadi pasangan hidup Anda? Semua kembali pada diri Anda. Bukannya mendesak tetapi Anda perlu meminta ketegasannya. Anda bertanggung jawab atas keputusan yang Anda ambil. Bila Anda menghargai dan mencintai diri Anda serta merasa tidak layak mendapatkan pasangan dan perlakuan seperti ini, hentikan hubungan ini dan dapatkan pasangan yang lebih baik.
Sedangkan menurut Monty Satiadarma, seseorang yang sudah menikah dan belum bercerai berarti masih berstatus menikah, walaupun ia hidup terpisah. Jika Anda menikah dengannya, maka ia berstatus poligami. Jika B ingin menikahi Anda dan tidak berpoligami, ia harus terlebih dahulu menceraikan istrinya. Jika Anda bersabar menunggu, tunggulah hingga masalah perceraiannya tuntas.
Bagaimana sikap orang tua ketika Anda menjelaskannya? Jika orang tua dan juga Anda sendiri keberatan untuk menunggu, Anda tidak bisa memaksakan kehendak. Lebih baik Anda menangguhkan hubungan lebih lanjut. Bukankah status Anda dengannya hanya memiliki hubungan dekat dan belum ada ikatan apa pun.
B sendiri tidak menentukan sikapnya dengan lebih tegas. Ia relatif ragu menerima Anda sebagai pendamping hidupnya, dengan alasan tak bisa bercerai. Jadi, jangan langkahi ketentuan hukum dan jangan paksakan kehendak, melainkan tentukan sikap dan pilihan sesuai kemungkinan yang ada.