Sex & Relationship
Cemburu Saat Hamil

14 Jan 2013


Saat hamil anak pertama, suami Anda selingkuh. Sekarang saat hamil anak kedua, Anda jadi khawatir hal yang sama terulang lagi. Sikap Anda menjadi menyebalkan dan terus- menerus melacak media sosialnya. Apakah hal ini berlebihan?


Menurut Psikolog Irma Makarim, Peribahasa ‘sekali orang lancung ke ujian, seumur hidup orang tak percaya’, mungkin ada benarnya. Kecemasan Anda bisa dimengerti, tetapi cobalah direnungkan kembali, bagaimana dampak kecurigaan Anda kepada suami, pada diri Anda sendiri, dan rumah tangga Anda. Bila dibiarkan, apakah sikap Anda ini akan  menguntungkan atau sebaliknya justru perlahan merusak diri dan hubungan.

Dengan memelihara kecurigaan terus-menerus, Anda akan hidup penuh kecemasan dan ini menjauhkan dari ketenteraman hidup. Akibatnya, Anda juga tak bisa menikmati hari-hari. Anda tak bisa mengubah apa yang telah terjadi di masa lalu, sedangkan masa depan pun belum terjadi. Satu-satunya yang Anda miliki adalah masa kini, karena itu sebaiknya Anda nikmati sepenuhnya. Perilaku Anda dan suami di masa kinilah yang akan menentukan baik buruknya masa depan Anda berdua.

Berkomunikasilah lebih terbuka dengan suami dan ungkapkan apa yang Anda rasakan. Bila Anda ingin tetap bersama suami, terimalah kehadirannya secara tulus. Tetapi, minta kepada suami untuk sungguh-sungguh menjaga keutuhan rumah tangga. Libatkan suami sepenuhnya dalam mengurus anak serta kehamilan Anda. Suami harus merasa bahwa ia ikut bertanggung jawab pada rumah tangganya. Selain itu, suami juga perlu mendapat ketegasan Anda dalam menilai perselingkuhannya. Tunjukkan bahwa Anda tidak lagi bisa menoleransi, bila suami sampai mengulangi perbuatannya kembali.  

Psikolog Monty Satiadarma, memang tidak mudah mengembalikan rasa percaya yang pernah disalahgunakan terutama oleh pasangan hidup yang sedianya diharapkan untuk mempertahankan kepercayaan tersebut. Namun sebaliknya, mengembangkan kekhawatiran semata-mata juga tidak akan membawa dampak positif, bahkan sebaliknya lebih bersifat negatif karena akan amat melelahkan.

Sikap waspada perlu senantiasa ada, namun hendaknya tidak diselubungi kekhawatiran berlebihan tanpa bukti. Kecemasan berlebihan justru akan menimbulkan sugesti negatif pada pasangan Anda seperti memberi harapan bahwa yang Anda cemaskan cepat atau lambat akan terjadi, dan hal ini cenderung mendorong dirinya berbuat seperti yang Anda cemaskan. Anda perlu waspada terhadap tindak tanduk pasangan Anda, namun Anda juga perlu waspada terhadap sikap Anda atas dirinya.

Keterbukaan dalam pengertian transparansi merupakan hal yang amat perlu untuk lebih membatasi peluang terjadinya perselingkuhan. Jika Anda dan pasangan dapat bersepakat untuk lebih bersikap transparan satu sama lain dalam berbagi akses komunikasi, maka langkah memata-matai yang amat melelahkan  tidak perlu ditempuh.(f)





 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?